Tradisi "Toron" yang Tetap Dijaga di Sumenep

Tradisi "<i>Toron</i>" yang Tetap Dijaga di Sumenep Warga pulau saat mau menumpang kapal. foto: RAHMATULLAH/ BANGSAONLINE

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Tradisi “toron” rupanya masih tetap dijaga di Kabupaten Sumenep. Toron dalam bahasa Indonesia berarti turun. Istilah ini digunakan sebagai simbol penyambung tali silaturrahmi bagi keluarga yang anggota keluarganya ada di luar .

Biasanya tradisi ini dilakukan menjelang hari . Momen ini digunakan semaksimal mungkin untuk mengobati kangen akibat lama tidak saling bertatap muka. Selain juga untuk merekatkan kembali silaturrahmi yang sempat regang.

Tapi istilah toron kemudian berkembang. Tidak hanya digunakan untuk anggota keluarga yang berada di luar , melainkan juga untuk warga yang merantau mencari nafkah bagi keluarga.

Wakil Rais Syuriah PCNU Sumenep, KH. Hafidi Syarbini, menekankan filosofi tradisi pulang kampung atau toron ini benar-benar dijaga, yaitu diniatkan untuk bersilaturrahim dan saling bermaaf-maafan untuk kesalahan yang diperbuat.

“Hal itu akan semakin memperindah setelah sebulan kita berusaha menghapus dosa kepada Kholiq dengan berpuasa,” terangnya, Jum’at (1/7).

Masyarakat di daratan dan kepulauan sebenarnya sama-sama memiliki anggota keluarga di luar yang diinginkan toron. Hanya saja yang lebih banyak berada di luar adalah warga kepulauan, karena terbukti penumpang transportasi laut selalu membludak, dan itu terjadi tiap tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Jelang Lebaran, Pemkab Nganjuk Gelar Gerakan Pangan Murah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO