BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banyuwangi, Sudarman mengaku terkejut saat pertama kali mengetahui kabar adanya oknum guru SD tersandung kasus pencabulan. Apalagi tindakan asusila tersebut dilakukan terhadap anak didiknya sendiri.
"Jujur, sebagai Ketua PGRI (Banyuwangi), saya juga kaget mendengar berita itu. Ini jelas mencoreng dunia pendidikan," kata Sudarman kepada BANGSAONLINE.com melalui pesan Whatsapp-nya, Kamis (21/4/2022).
BACA JUGA:
- Positif Narkoba, Oknum Perwira di Banyuwangi Dinonaktifkan
- Awas! BMKG Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Sepekan
- Pengacara Beberkan Alasan Para Pelaku Aniaya Santri Asal Banyuwangi di Kediri hingga Tewas
- Santri Asal Banyuwangi Ditemukan Tewas di Ponpes Kediri, Diduga Korban Penganiayaan
Kendati demikian, kata Sudarman, sebagai organisasi profesi guru, PGRI tetap mengawal dan mendampingi proses hukum tersangka BDR (35) yang diduga telah mencabuli lima murid laki-lakinya tersebut.
"Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) PGRI sudah berjalan mendampingi yang bersangkutan. PGRI selalu taat dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan," tegasnya.
Pihaknya pun berharap, kasus serupa jangan sampai terulang kembali. Karena guru merupakan sosok panutan bagi anak didiknya.
"Untuk itu, PGRI akan selalu bersinergi dengan Dinas Pendidikan selaku leading sector pendidikan guna mengantisipasi terjadinya kasus serupa (kejahatan seksual terhadap anak didik)," pungkasnya. (guh/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News