Ikut Rawat 50 Pasien Covid-19, Kiai Asep: Jangan Terpuruk dan Takut, Tapi Jangan Sombong | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ikut Rawat 50 Pasien Covid-19, Kiai Asep: Jangan Terpuruk dan Takut, Tapi Jangan Sombong

Editor: MMA
Jumat, 09 Juli 2021 13:24 WIB

Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. foto: mma/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kepedulian Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., terhadap masyarakat ternyata tidak hanya diekspresikan dengan menyedekahkan hartanya yang nilainya miliaran rupiah, tapi juga ikut aktif merawat para pasien yang positif .

“Saya juga merawat sendiri 50 emak-emak. Jadi bukan hanya merawat santri tapi juga orang lain (masyarakat luar pesantren),” kata Saifuddin Chalim yang memiliki 12.000 santri kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (9/7/2021).

Bahkan, menurut , kini Kapolres Mojokerto juga minta tolong disediakan tempat untuk penampungan para pasien

“Sekarang kapolres juga minta untuk (penampungan) 50 orang. Karena sekarang dokternya juga takut. Para dokter itu kalau memeriksa pasien lewat video call,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.

Kiai miliarder asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu memang dikenal dermawan. Karena itu banyak sekali orang minta bantuan. Termasuk para pejabat setempat.

Bahkan BANGSAONLINE.com sempat menyaksikan Camat Pacet Mojoketo minta tolong kepada untuk menyiapkan tempat penampungan para pasien . yang kini gencar membangun infrastruktur lembaga pendidikan itu pun menyanggupi permintaan Camat.

“Ya ya nanti kita koordinasikan,” kata .

memang terus berikhtiar agar Indonesia segera terlepas dari . Karena itu ia secara kontinu menggelar salat malam dan istighatsah bersama para kiai secara terbatas.

“Memang kondisinya sekarang mencekam. Masyarakat sangat takut. Mereka takut mati. Karena itu kita berdoa dan salat malam agar Indonesia terlepas dari ,” kata Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai salat malam dengan beberapa kiai di kediaman Ning Ima, salah seorang putrinya, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya tadi malam, Kamis (8/7/2021).

menggelar salat malam dan istighatsah bertepatan dengan Aqiqqah cucunya yang ke-13, Ameena Nur Halima. Yaitu putri Siti Musirroh (Ning Iroh), salah seorang putri yang bersuamikan M Afif Zamroni. “Bulan ini cucu saya 19. Masih ada empat anak saya yang sekarang hamil,” katanya sembari tertawa. memiliki 9 putri-putri dari istrinya, Hajah Nyai Fadlilah.

Menurut , tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kematian, tapi juga pada ekonomi masyarakat. Namun ia mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak takut berlebihan. “Jangan terpuruk, jangan takut. Tapi jangan sombong,” kata .

Sebab jika kita takut berlebihan, kata , akan menimbulkan gangguan kejiwaan dan rentan penyakit. Maka imunitas kita harus dijaga dan kuat agar fisik dan psikis kita tetap fit.

lalu menceritakan pengalaman dirinya membantu banyak orang yang positif . Menurut dia, untuk menolong orang lain dirinya harus punya imunitas yang kuat. Apalagi virus varian baru sangat cepat penularannya.

“Berapa ratus orang yang sudah saya tangani. Kalau imunnya gak kuat ya tertular,” katanya sembari mengatakan bahwa ia menangani para mahasiswanya yang kuliah di Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokrto .

“Harus pakai protokol kesehatan berlapis,” tegas . “Jadi kita harus memakai protokol Islam dan juga protokol kesehatan,” tambahnya sembari menegaskan bahwa yang dimaksud protokol Islam, antara lain tubuh selalu bersih sesuai ajaran Islam dan meninggalkan kebiasaan kumpul  yang tak penting . Selain itu banyak baca salawat, dzikir, tasbih dan hauqalah serta kalimat tauhid.

menekankan bahwa untuk menjaga dan memperkuat imunitas, maka asupan kita harus cukup. “99 persen imunitas itu berasal dari asupan. Karena itu ekonomi rakyat jangan ditindas. Dari mana mereka bisa mendapat asupan kalau tak punya uang,” kata .

Ia minta Satpol PP tidak memperlakukan para pedagang kaki lima dengan kasar dan tak manusiawi. “Dagangannya jangan disaduk (ditendang-tendang),” katanya. Justru, kata , mereka harus dibantu.

“Kalau di Mojokerto para penjual makanan yang ditutup itu kita kasih beras dan mie instan sebagai ganti rugi karena ditutup. Kasihan mereka tak punya penghasilan,” tambah sembari minta dilaporkan jika ada orang di Mojokerto yang merasa dirugikan.

lalu membeberkan asupan unggul sekaligus jadi obat yang diajarkan Islam. Yaitu, air zam-sam, madu dan kurma, terutama kurma ajwa. “Dalam Hadits disebutkan: makanlah (kunyahlah) kurma sampai halus menyatu dengan air liur, maka akan membunuh racun dan guna-guna atau virus,” kata . “Virus itu kalau sekarang ya corona,” jelasnya.

juga menjelaskan keistimewaan air zama-zam. Menurut dia, air zam-zam bisa menjadi obat semua penyakit. Tergantung niatnya saat minum.

Begitu juga madu. “Madu adalah obat dari segala penyakit,” katanya.

mengaku rajin mengonsumsi kurma, air zam-zam dan madu. Bahkan usai salat malam langsung membagikan kurma ajwa, air zam-zam, dan minuman herbal probiotik kepada para kiai peserta salat malam.

Selain asupan, kata , yang penting dijaga adalah kondisi psikologis. menekankan ulang jangan takut berlebihan. Sebab ketakutan yang berlebihan rawan menimbulkan penyakit.

“Tapi jangan sombong,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Guru Nadhlatul Ulama (Pergunu) itu.

Ia menyadari bahwa sekarang orang cemas karena takut mati. Sebab banyak sekali nyawa berguguran. “Tapi kita harus lebih takut kepada Allah SWT,” katanya,

Menurut , umat Islam sudah punya pegangan kuat yaitu Al-Quran. Dalam al-Quran, tegas , ada ayat Innalillahi wainna ilaihi rajiun “Bahwa semua itu akan kembali kepada Allah SWT. Kalau kita sudah baca Innalillahi wainna ilaihi rojiun kita tidak cemas,” kata .

Karena itu, menurut , kita terus melakukan ikhtiar. Selain dengan memaksimalkan asupan dan protokol Islam dan kesehatan juga salat malam dan berdoa. Menurut dia, imunitas itu juga bisa datang lewat kalimat-kalimat Allah. “Kita awali dengan membaca fatihah, lalu istighfar, dan surat al-Ikhlas (Qulhu) 3 kali dengan niat menghatamkan al-Quran. Karena orang yang menghatamkan al-Quran itu doanya dikabulkan,” katanya.

juga menganjurkan baca hauqalah, salawat dan hamdalah.

“Kita berdoa semoga kita selamat dari dan panjang umur,” kata sembari menegaskan bahwa bacaan-bacaan itu bisa menangkal malapetaka, bencana, hal-hal yang membahayakan dan menghilangkan rasa gundah dan cemas berganti kebahagiaan. (mma)     

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video