Lagi, Kiai Asep dan Kiai Kafabih Silaturahim, Kali Ini di Lirboyo | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Lagi, Kiai Asep dan Kiai Kafabih Silaturahim, Kali Ini di Lirboyo

Editor: MMA
Kamis, 27 Mei 2021 20:24 WIB

Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., saat silaturahim ke KH Kafabih Mahrus Ali, di Ndalem Kasepuhan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Selasa (25/5/2021). foto: mma/ bangsaonline.com

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dua pengasuh pondok pesantren besar di Jawa Timur, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., dan KH. Kafabih Mahrus Ali, kembali bersilaturahim.

Kiai Asep adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto yang memiliki sekitar 12. 000 santri. Sedang Kiai Kafabih adalah pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo yang memiliki sekitar 25.000 santri.

Dua ulama berpengaruh itu bertemu di Ndalem Kasepuhan Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur, Selasa (25/5/2021) malam.

Pertemuan itu sejatinya “silaturahim balasan” Kiai Asep terhadap Kiai Kafabih yang sebelumnya silaturahim ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, pada bulan suci Ramadan, Selasa (4/5/2021), Kiai Kafabih Mahrus Ali silaturahim ke Kiai Asep Saifuddin Chalim. Saat itu dua kiai kharismatik itu bertemu di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. Guest House adalah tempat Kiai Asep menemui tamu-tamu penting, termasuk Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Saat itu, Kiai Kafabih disertai putranya, Gus Ahmad, dan juga Gus Habib dan Gus Zuhri Mojokerto.

Kiai Asep menegaskakan bahwa Kiai Kafabih adalah sahabat dekatnya. “Kiai Kafabih itu sahabat saya yang selama ini terus berkomunikasi,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com. Kiai Asep memuji akhlak Kiai Kafabih. “Beliau sangat tawaddlu’,” kata Kiai Asep. Selain itu, Kiai Kafabih dikenal sangat alim.

Pertemuan di Ndalem Kasepuhan Pesantren Lirboyo itu berlangsung akrab penuh kekeluargaan. Pertemuan dua kiai itu berlangsung sekitar 1,5 jam. Selama sekitar 1,5 jam itu Kiai Kafabih dan Kiai Asep secara santai namun serius membicakan masalah-masalah besar dan penting. Mulai dari soal agama, nasib masyarakat, hingga NU dan kepemimpinan nasional.

Pembicaraan sempat terpotong beberapa menit saat Kiai Kafabih mempersilakan Kiai Asep makan di ruang tengah Ndalem Kasepuhan. Namun usai makan, Kiai Kafabih dan Kiai Asep lalu kembali ke ruang tamu.  . 

Dua kiai besar itu sepakat bahwa kader NU ke depan harus menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia agar paham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah, warisan para ulama NU terutama Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, tetap terjaga dan bekembang. Kiai Asep bahkan mengidentifikasi kader-kader NU yang kini muncul di pentas nasional hingga regional.

“Kita harus punya calon pemimpin yang harus kita dukung,” kata Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

“Saya siap membiayai,” tambah kiai miliarder tapi dermawan yang pada bulan suci Ramadan lalu sempat menghabiskan Rp 8 miliar untuk zakat dan sedekah.

Yang menarik, Kiai Asep sempat menyebut sejumlah nama kader NU yang muncul dalam bursa kepemimpinan nasional dan regional, namun banyak tak memenuhi syarat.

Menurut Kiai Asep, kader NU yang harus jadi pemimpin nasional adalah figur yang visioner, memliki idealisme kuat,  tidak berorientasi materi, berwawasan luas, cakap memimpin, berakhlak mulia, dan bersih alias tak terindikasi korupsi. Kiai Asep bahkan selalu mengatakan bahwa hidup adalah pertarungan dominasi idealisme. 

Sementara Kiai Kafabih berharap ke depan kiai-kiai NU bersatu. Menurut dia, kiai NU jangan seperti selama ini yang mudah diadu domba.

“Jangan mau diadu antar kiai,” kata putra KH Mahrus Ali itu.

Kiai Mahrus Ali adalah ulama besar yang pernah menjadi Rais Syuriah PWNU Jatim dan Mustasyar PBNU. (mma)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video