Menko Marves dan Gubernur Jatim Ingin Vaksin Merah Putih Selesai Desember 2021 | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menko Marves dan Gubernur Jatim Ingin Vaksin Merah Putih Selesai Desember 2021

Editor: Redaksi
Wartawan: Tim
Senin, 03 Mei 2021 12:30 WIB

Gubernur Khofifah dan Tim Riset Vaksin Covid-19 Unair dan RSUD Dr. Soetomo membahas perkembangan Vaksin Merah Putih bersama Menko Marves Luhut B. Pandjaitan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Tim Riset Vaksin Covid-19 Universitas Airlangga (Unair) dan RSUD Dr. Soetomo bertemu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi () Luhut Binsar Pandjaitan. Mereka membahas pengembangan riset Vaksin Merah Putih yang diinisiasi Universitas Airlangga.

Ikut hadir dalam pertemuan tersebut, Koordinator Produk Riset Covid-19 Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Prof. Dr. Cita Rosita Sigid, Dr. dr. Laksmi Wulandari, Dr. dr. Damayanti Tindo, Kadinkes Provinsi Jatim dan Direktur RSUD Dr. Soetomo Dr. Joni Wahyuhadi bersama tim dari Unair Surabaya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan akan mendukung sepenuhnya inisiasi ini. Awal tahapan produksi vaksin tersebut terdiri dari 3 bagian. Yakni skala laboratorium, skala pilot, dan skala industri. Targetnya oleh Pak diharapkan selesai Desember 2021.

"Menurut tim riset Unair, skala laboratorium sampai menghasilkan seed vaccine (benih vaksin) yang dilakukan Unair. Lalu, skala pilot melakukan uji tantang dari beberapa varian SARS CoV-2 yang sudah ditemukan pada pasien Covid-19 di Indonesia, seperti Inggris dan India. Beberapa varian tersebut kemudian diujicobakan kepada hewan kecil, mencit dan hewan besar, maccaca (kera). Terakhir, skala industri akan dilakukan mitra industri PT Biotis Pharmaceutical termasuk kesiapan standar produksinya. Prinsipnya siap mendukung suksesnya riset ini sampai final," ujar Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

"Kalau bisa Desember sudah selesai sehingga awal tahun 2022 sudah bisa diproduksi,"  lanjut Khofifah.

Sementara itu, Koordinator Produk Riset Covid-19 Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih menjelaskan, saat ini pemberian dosis kedua telah diberikan kepada hewan kecil, mencit dan sedang dilakukan observasi. Minggu depan direncanakan memulai pemberian dosis pertama pada hewan besar, yakni maccaca.

"Penelitian tahap awal vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke hewan percobaan di laboratorium, untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya," jelasnya.

Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo Prof. Dr. Cita Rosita menambahkan bahwa selama riset, para peneliti juga mengkaji apakah vaksin layak digunakan atau memiliki efek samping tertentu.

"Jika ketiga tahapan produksi vaksin dinyatakan siap, tahap selanjutnya adalah fase uji klinis yang terbagi menjadi empat tahapan," ujar Cita Rosita yang juga menjadi bagian dari tim riset.

Selanjutnya, Cita Rosita menjelaskan, pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat. Hal tersebut dilakukan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia.

"Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua," tuturnya.

Pada uji klinis fase II, pengujian vaksin Covid-19 dilakukan ke lebih banyak sukarelawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam. "Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan," urainya.

Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi. Setelah itu, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin serta memantau apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang. "Penelitian ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun," ungkapnya.

"Pada tahap ini mengingat situasi mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia," imbuhnya.

Setelah uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, maka tahapan selanjutnya memasuki fase ke-IV, yakni pengawasan pemasaran. Agar cepat diproduksi, pemerintah melalui mengagendakan rapat periodik setiap bulan agar target produksi Vaksin Merah Putih sesuai rencana.

Dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih, tim riset Unair juga bekerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo. Menurut Direktur RSUD Dr. Soetomo Dr. Joni Wahyuhadi, jika fase II dinyatakan berhasil, aman, dan efisien, pengembangan Vaksin Merah Putih dilanjutkan ke fase III, yakni manusia. "Pada fase ketiga, seluruh rumah sakit di Jatim akan dilibatkan," jelasnya.

Adapun di tahap pertama pengembangan Vaksin Merah Putih, pengawasannya dilakukan pihak RSUD Dr. Soetomo. "Jadi, timnya terdiri dari Unair dan Dr. Soetomo," jelas Joni. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video