​Kiai Asep Hadirkan Ustadz Yusuf Mansur, Ribuan Muslimat NU Hijaukan Kampus IKHAC Mojokerto | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Kiai Asep Hadirkan Ustadz Yusuf Mansur, Ribuan Muslimat NU Hijaukan Kampus IKHAC Mojokerto

Editor: MA
Senin, 16 Maret 2020 13:10 WIB

Ribuan ibu-ibu Muslimat NU menghijaukan Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur, Ahad (15/3/2020). foto: bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur tiba-tiba berubah warna: menghijau. Ribuan warga NU dari berbagai kawasan Kabupaten Mojokerto tumplek blek di kampus IKHAC tersebut. Mereka mengikuti Tahlil dan Pengajian Akbar yang digelar NU Kabupaten Mojokerto, Ahad (15/3/2020). Para ibu-ibu NU itu tidak hanya memenuhi halaman kampus IKHAC tapi meluber ke Gedung Pascasarjana dan depat Guest House.

Hadir dalam acara itu Ustadz sebagai penceramah. Dalam taushiahnya, Ustadz kondang asal Betawi itu minta ibu-ibu NU jangan tergantung kepada selain Allah SWT. Menurut dia, Allah Maha Kaya. Bagi Allah, kata dia, tidak ada yang tidak mungkin. Karena itu ia minta ibu-ibu NU hanya minta kepada Allah saja, tidak kepada yang lain. Tentu juga dibarengi ikhtiar.

Ustadz mencontohkan kampus Institut KH Abdul Chalim yang didirikan oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Menurut dia, kampus megah dan besar yang kini ditempati acara pengajian akbar itu berdiri juga berkat doa dan cita-cita tinggi Kiai Asep Saifuddin Chalim.

Ustadz yang sering tampil di layar tv itu bahkan meyakinkan para ibu-ibu NU agar segera pergi ke toko emas di pasar usai pengajian. Lalu berdoa agar harga emas itu dimurahkan. “Lihat keajaiban doa dan ikhtiar Anda,” kata Ustadz .

Kiai Asep membenarkan taushiah yang disampaikan Ustad Mansur. Ia lalu bercerita tentang bukti kehebatan doa sehingga membuat orang sukses.

“Saya ini dulu kuli bangunan, ” kata Kiai Asep mencontohkan kehebatan doa yang membuat dirinya sukses dan kaya raya. Ia juga bercerita bagaimana ia merintis pembangunan Pondok Pesantren Amanatul Ummah tanpa modal uang memadai tapi lebih banyak ikhtiar dan berdoa.

Ternyata, ia kini sukses berkat istiqomah salat malam dan berdoa kepada Allah SWT. Bahkan Kiai Asep kini mempunyai 9.000 santri, termasuk santri dari delapan negara asing.

Karena itu ia kini merintis International Islamic University yang bisa memberi beasiswa kepada mahasiswa di seluruh dunia. Selama ini, kata dia, bangsa Indonesia kalah dengan Mesir. Padahal gaji dosen dan guru besar di Mesir jauh lebih kecil dibanding gaji dosen dan guru besar Indonesia.

“Tapi Mesir punya Universitas Al-Azhar yang memberikan beasiswa bagi mahasiswa di seluruh dunia. Akhirnya Mesir lebih terkenal dan hebat dari kita,” kata ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu penuh optimistis.

Dr Baiq Mulianah, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tampil sebagai penceramah terakhir membenarkan apa yang disampaikan Kiai Asep Saifuddin Chalim dan Ustadz . Ia juga mengaku telah membutkikan kekuatan doa dalam mengantar sukses dirinya. Ia tak menyangka akan ditunjuk sebagai Rektor UNU NTB. Tapi, kata dia, semua ini berkat Allah SWT. “Jadi semua Allah yang mengatur sehingga hari ini pun saya bisa ada di sini di depan ibu-ibu,” kata Ketua Pergunu dan Sekretaris PW NU NTB itu.

Bahkan ia mengaku awalnya sempat diragukan ketika ditunjuk memimpin UNU NTB. Terutama karena ia perempuan. Tapi - lagi-lagi – berkat doa dan pertolongan Allah, hanya selang empat tahun UNU telah punya sekitar 1.500 mahasiswa. “Saya kemarin baru mewisuda pertama mahasiswa UNU NTB,” katanya disambut tepuk tangan ribuan ibu-ibu NU.

Ia juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Mansyuriah Ta’limusyibyan Bonder Lombok Tengah NTB untuk menggantikan suaminya, TGH A Taqiuddin Mansyur, yang wafat. Menurut dia, semua itu diatur oleh Allah SWT. “Santrinya sekitar 2.500,” kata Baiq yang disambut tepuk tangan lagi.

Yang kocak, ketika penceramah KH Rahmat Afandi tampil. Muballigh asal Pasuruan itu membuat ibu-ibu tak henti-henti tertawa berkat ceramahnya yang lucu. Temanya sederhana soal pentingnya kejujuran dan kerukunan. “Ibu-ibu kalau rukun bisa duduk bersama seperti sekarang ini,” katanya. “Ibu-ibu kalau rukun juga bisa ngerasani kiainya secara bersama-sama,” katanya. Kontan ibu-ibu tertawa.

Ia juga mengungkap pengalaman pribadinya. Ia mengaku pernah diundang ceramah dan diberi amplop berisi uang Rp 300 ribu. Uang itu ia simpan di dalam kaos kaki agar tak ketahuan istrinya. Tenyata ia lupa. “Kaos kaki saya dicuci oleh istri saya,” katanya disambut tawa ibu-ibu. “Ini akibatnya kalau tak jujur,” katanya.

Sementara Muhammad Al-Barra, putra Kiai Asep Saifuddin Chalim yang kini calon wakil bupati Mojokerto mengungkap peran penting seorang ibu. Ia bercerita sebuah hadits ketika Rasulullah ditanya sahabat siapa yang harus dihormati. Rasulullah, kata Gus Bara – panggilan akrab Muhammad Al- Barra – selalu menjawab: ibumu hingga tiga kali. “Baru setelah menjawab ibumu hingga tiga kali, Nabi menjawab ayahmu,” kata Gus Barra.

Tidak hanya itu. “Doa seorang ibu bisa menembus langit ketujuh,” kata Gus Barra yang alumnus Unvniersitas Al-Azhar Mesir sembari menyampaikan terimakasih kepada para ibu-ibu NU yang hadir. “Kata panitia jumlah ibu-ibu yang hadir 13.000 sampai 14.000 orang,” katanya.

Ketua NU Mojokerto Istatik membantah acara Tahlil dan Pengajian Akbar ini digelar untuk kepentingan Pilkada. Menurut dia, acara ini sudah dirancang sejak sembilan bulan lalu

Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Pawaransa yang dijadwal hadir ternyata tak datang. Ketua Umum PP NU itu rapat mendadak di Gedung Grahadi terkait kasus virus corona. (MA) 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video