Bantah Ada Mahasiswa Papua Terluka dan Hilang, Polda Jatim: Mereka Minta Kompensasi
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Anatasia Novarina
Senin, 03 Desember 2018 03:18 WIB
Barung juga membantah bahwa polisi melakukan penangkapan terhadap 230 mahasiswa ke Polrestabes Surabaya. Melainkan, hanya membawa para mahasiswa tersebut untuk pengamanan.
"Bedakan penangkapan dengan pengamanan. Mereka memprovokasi massa yang ada di luar, ada FPI, Pemuda Pancasila, dan lain sebagainya," imbuh Barung.
Menurutnya, para mahasiswa ini sengaja memancing emosi organisasi kemasyarakatan tersebut untuk merangsek masuk ke dalam. "Apa yang membuat organisasi massa ini begitu marah? Karena mahasiswa Papua ini meneriakkan kalimat-kalimat memprovokasi seperti Papua Merdeka dan menjelek-jelekkan negara Indonesia," terangnya.
Barung juga mengatakan, mahasiswa Papua yang dibawa ke Polrestabes itu diamankan untuk diselamatkan dari amuk massa yang lebih besar lagi.
"Pagi tadi, Minggu (2/12), mahasiswa Papua ini kembali berulah, tidak mau dikeluarkan dari Polrestabes Surabaya jika tidak bersama-sama. Hal ini sama saja dengan mengulagi lagi tindakan mereka di hari Sabtu (1/12). Maksud polisi, mereka tidak bisa dikeluarkan secara bersama-sama namun 5-10 orang terlebih dahulu untuk kembali ke daerah masing-masing seperti Malang, Sidoarjo, dan lainnya. Jadi kesimpulannya, massa ini terpancing emosinya dan ini sengaja diciptakan para mahasiswa Papua agar terjadi korban, ada yang menjadi martir dan kemudian para mahasiswa ini dijadikan peluru untuk memprovokasi di media sosial," paparnya.
"Kemudian, jika hal itu termuat di media sosial akan menghasilkan opini negatif terhadap pemerintah Indonesia. Hasil penyelidikan polisi, kelompok yang sudah mengacaukan Surabaya ini bukan hanya terdiri dari mahasiswa, namun ada yang bukan dari kalangan mahasiswa," pungkasnya. (ana/rev)