Menunggu Museum Batik di Kota Batik | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menunggu Museum Batik di Kota Batik

Senin, 03 Oktober 2016 00:24 WIB

Ironisnya, dari 28 sentra batik tersebut. Baru pertengahan tahun 2016 Pemerintah setempat mendaftarkan batik ke Hak Kekayaan Intelektual (Haki). Sehingga, tidak heran beberapa motiv dan kreatifitas batik sebelumnya, mudah di caplok oleh daerah lain. Atau Bahkan, Bisa di caplok negara lain.

Museum batik sangat diperlukan, untuk mengenang sejarah lahirnya batik . termasuk bisa mengetahui, asal muasal lahirnya batik pamekasan. termasuk motiv batik dari generasi ke generasi.

Di Museum milik pemkab , yang berada di Bundaran arek lancor, isinya masih variatif (belum terfokus ke museum khusus batik). Batik hanya bagian isi museum.

Penulis dan sebagian Masyarakat yang lain, belum tahu, seperti apa motiv batik Pertama kali ada di . termasuk alat dan bahan-bahan yang di Pakai, untuk membatik kala itu. yang dilengkapi dengan buku-buku sejarah batik .

Sehingga, dengan museum batik, ada bank batik ciptaan Masyarakat , dari sejak lahirnya batik hingga tahun 2016. Termasuk mengetahui, perkembangan motiv batik dan membedakanya.

Yang ada di Kabupaten batik ini, hanyalah toko dan pasar batik yang berada di sejumlah sudut-sudut kota. Sementara museum batik nyaris tidak terfikirkan untuk didirikan. Kesan mendahulukan keuntungan dan mengabaikan sejarah batik itu terjadi di kota batik ini.

Tujuan dari museum batik tersebut diantaranya, selain untuk mengetahui sejarah batik dari tahun ketahun, juga memberikan pendidikan dan pemahaman kepada generasi pemuda pamekasan tentang batik, dan menumbuhkan semangat membatik, sebagai salah satu budaya Indonesia yang diakui dunia.

Momentum hari batik , yang dirayakan setiap 02 Oktober. Menjadi awal untuk memfikirkan berdirinya museum batik. Tidak elok jika hanya meng-idolakan batik, dan mengambil keuntungan dari bisnis batik. Sementara, tidak memfikirkan museum batik, untuk membukukan sejarah batik . sehingga, sangat tepat judul ini “Menunggu museum batik, di kota Batik”.

(Akh. Fawaid Ghaffar adalah Dosen STIE Bakti Bangsa , Madura)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video