Makan Sisa Makanan Tamu, Akhlak Syaikh Sahawi, Imam Madzhab Syafi'i Mesir | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Makan Sisa Makanan Tamu, Akhlak Syaikh Sahawi, Imam Madzhab Syafi'i Mesir

Editor: MMA
Rabu, 11 Januari 2023 14:43 WIB

Syaikh Abdul Aziz Sahawi (berdiri, bersurban warna emas dan berkopiah hitam), Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (duduk jas hitam) dan istrinya, Nyai Hj Alif Fadhilah serta Syaikh Ala' Naim (surban putih) di kediaman Syaikh Sahawi, Selasa (10/1/2023). Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE

Yang menarik, Syaikh Salawi terus menambahkan lauk pauk ke piring para tamunya yang sudah berisi nasi putih. Bahkan meski ditolak dengan minta maaf tapi lauk pauk itu terus ditambahkan.

Akibatnya lauk pauk itu menumpuk di masing-masing piring para tamunya.

Di piring BANGSAONLINE ada sekitar 10 lauk pauk menumpuk. Tentu saja perut tak muat. Tapi tetap saja ditambahi terus.

"Ini dari Maulana harus dimakan habis," kata Syaikh Ala' Naim yang tampak sudah akrab dengan keuarga . Yang dimaksud Maulana adalah .

BANGSAONLINE sempat bertanya-tanya dalam hati, apa ini tidak mubadzir. Sebab tradisi makan di Indonesia, sisa makan orang atau tamu selalu dibuang ke sampah.

Ternyata dalam keluarga sebaliknya. Sisa makanan para tamu, terutama lauk pauknya, diambil satu persatu lalu dimakan oleh dan keluargarnya.

Tampak duduk bersama beberapa keluarganya di kursi mengitari meja di ruangan lain, lalu makan sisa makanan Kiai Asep dan rombongan.

Syaikh Abdul Aziz Sahawi menggandeng M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE saat foto bersama. Foto: BANGSAONLINE

Memang tidak makan saat Kiai Asep dan rombongan makan. hanya fokus melayani Kiai Asep dan rombongan.

"Akhlak dan penghargaannya terhadap tamu luar biasa," kata Kiai Asep.

Tak hanya itu. juga menuntun satu persatu tamunya ke tempat cuci tangan dan toilet. Juga menunjukkan lap tangan atau serbet kepada semua tamunya.

Setelah para tamunya selesai makan dan cuci tangan bahkan ke toilet, barulah makan. Ya makan sisa para tamunya. Yakni sisa makan Kiai Asep dan keluarganya.

Yang juga luar biasa, juga mengantar Kiai Asep ke . Alasannya karena ada waktu mengajar. "Padahal jaraknya sangat jauh," kata Kiai Asep.

Ya, jarak antara Al Mahallah Al Kubra dengan sekitar 117 KM atau jarak tempuh 2 jam 21 menit.

Menurut Gus Muhib, memang luar biasa. Selain menjadi kiblat madzhab Syafi'i yang dianggap otoritatif di juga sangat disegani dan dihormati para ulama .

"Semua ulama mengakui otoritasnya. kata Gus Muhib. (MMA).

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video