Beka Ecotourism, Konservasi Kakatua Kecil Jambul Kuning di Pulau Masakambing | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Beka Ecotourism, Konservasi Kakatua Kecil Jambul Kuning di Pulau Masakambing

Editor: Rohman
Wartawan: Dimas MS
Selasa, 27 September 2022 13:15 WIB

Keindahan dan keunikan Pulau Masakambing dari udara. Foto: Ist

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Pulau Masakambing yang berada di Kecamatan Masalembu Sumenep telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) pada 2020 melalui SK Gubenur Jatim No. 188/166/2020. 

Kawasan seluas 7,79 km² ini ditetapkan sebagai KEE karena wilayah itu berada di luar kawasan konservasi (Kawasan Perlindungan Alam maupun Kawasan Suaka Alam), sebagaimana diatur UU 5/1990 namun memiliki Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) yang perlu dilestarikan.

Menurut A Katri Atmodjo, perwakilan dari Cabdin Kehutanan Sumenep, kegiatan pemberdayaan masyarakat serta upaya mempertahankan kondisi alam merupakan modal dasar terwujudnya kawasan ekosistem essensial di Pulau Masakambing.

Alasan utama pulau tersebut ditetapkan sebagai KEE karena wilayah itu menjadi habitat asli satwa endemik kakatua kecil jambul kuning (Caccatua sulphurea abbotti) yang saat ini hanya ada 22-25 ekor saja di alam liar.

Masyarakat biasa menyebutnya sebagai Beka atau kakatua masakambing. Beka adalah satwa yang dilindungi sesuai melalui PP 7/1999. Demikian juga lembaga konservasi dunia IUCN meng-kategorisasikan satwa ini sebagai satwa kritis terancam punah (critically endangered).

"Tantangan pelestarian satwa ini demikian besar karena habitat kakatua kecil jambul kuning berada di kawasan pemukiman dan perkebunan milik masyarakat," ucap Katri kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (27/9/2022).

Ihsannudin, peneliti dan penggiat konservasi kakatua kecil jambul kuning Masakambing dari Universitas Trunojoyo Madura mengatakan Masyarakat punya persepsi bahwa mereka akan semakin termotivasi dan berkemauan melestarikan kakatua ketika memperoleh manfaat secara ekonomi, salah satunya dengan kegiatan ekowisata.

Lebih lanjut Ihsannudin menegaskan, ekowisata akan memberi manfaat ekonomi masyarakat lokal ketika berbagai kalangan khususnya penggiat alam bebas dan pecinta satwa berdatangan ke Pulau Masakambing.

Merespon hal ini masyarakat proaktif menggagas kegiatan ekowisata. Terbaru, mereka menggagas adanya paket wisata minat khusus Beka Ecotourism di bulan oktober ini.

"Sebuah paket wisata yang menawarkan pengalaman pengamatan burung kakatua di alam liar (bird watching), atraksi jungle track mangrove, wisata Snorkling dan fishing di sekitaran pulau yang sangat luar biasa," jelas Ihsannudin.

Masakambing menawarkan wisata budaya yang memang unik yang belum tentu ada di daerah lain.

"Bayangkan, Meski Masakambing ada di wilayah Sumenep madura namun budaya bugis dan mandar masih sangat kentara. akulturasi budaya ini menjadi atraksi kultural yang sangat menarik," katanya.

Sementara Alam Isilami atau biasa dipanggil alang selaku ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Beka Island Desa Masakambing menuturkan, meski kami berada di pulau yang jauh dan terpencil dengan akses transportasi yang sulit, namun kami yakin ada wisatawan yang akan datang. Memang dengan kondisi geografis Masakambing yang masih memiliki keterbatasan akses dan minimnya fasilitas, maka ekowisata minat khusus menjadi tepat untuk ditawarkan.

"Masakambing memiliki atraksi ekowisata yang luar biasa, utamanya bagi wisatawan minat khusus atau yang wisatawan bertipe allocentis (wisatawan yang senang berpetualang dan tetap bersedia mengunjungi meskipun dengan fasilitas terbatas)," tuturnya.

Atraksi ekowisata di Pulau Masakambing telah dipetakan diantaranya adalah atraksi utama berupa pengamatan aktivitas liar kakatua kecil jambul kuning; atraksi pendukung utama yaitu jelajah hutan mangrove (jungle track mangrove) dan wisata bahari berupa memancing (fishing) dan snorkling, atraksi pendukung lain berupa atraksi jelajah desa dan atraksi sosial-ekonomi budaya masyarakat lokal. Tidak salah jika pengembangan ekowisata di Pulau Masakambing menjadikan kakatua kecil jambul kuning sebagai isu utama dengan tagline Beka Ecotourism (Beka = nama lokal untuk kakatua kecil jambul kuning).

Alam panggilan akrabnya menambahkan, Ekowisata dirasa tepat mendukung konservasi kakatua kecil jambul kuning dan memberikan manfaat ekonomi masyarakat lokal karena kegiatan ini berisi 3 muatan utama, yaitu pelestarian, inteprestasi dan keterlibatan masyarakat lokal.

Maka tidak salah jika pengembangan Beka Ecotourism di Pulau Masakambing ini perlu didukung oleh berbagai pihak. Melalui kegiatan ekowisata ini maka selain mampu mendukung upaya konservasi kakatua kecil jambul kuning sebagai ruh utama KEE juga akan memberikan manfaat ekonomi masyarakat lokal.

"Tak perlu merogoh kocek dalam untuk bisa menikmati Beka Ecotourism ini. Hanya dengan biaya kisaran 500 ribu wisatawan akan dilayani oleh Pokdarwis Beka Island dan masyarakat masakambing. Transport laut lokal, pemandu, homestay dan makan adalah fasilitas yang telah ditawarkan," ungkap Alam Isilami. (dim/mar)

 

 Tag:   Pamekasan

Berita Terkait

Bangsaonline Video