Merangkap Guru dan Entrepreneur, KH Asep Saifuddin Chalim Kiai Langka | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Merangkap Guru dan Entrepreneur, KH Asep Saifuddin Chalim Kiai Langka

Editor: Revol Afkar
Sabtu, 09 April 2022 01:07 WIB

Dari kiri, Moderator Ghofirin, Dahlan Iskan, D. Zawawi Imron, KH. Asep Saifuddin Chalim, EM. Mas'ud Adnan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH. Asep Saifuddin Chalim adalah sosok sempurna, karena merangkap guru, entrepreneur, sekaligus kiai. Hal ini disampaikan Dahlan Iskan saat menjadi narasumber dalam bedah buku ‘Membangun Manusia Indonesia’ yang menjadi rangkaian acara Sarasehan Harlah ke-70 Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Gedung Grahadi, Jumat (8/4/2022) sore.

Tokoh pers itu mengutip kata pengantar dari Chairul Tanjung yang ada di buku tersebut. “Guru itu mulia, guru merangkap kiai lebih mulia lagi, tapi guru merangkap kiai, pengusaha lagi, itu langka,” katanya.

Menurut Dahlan, Kiai Asep merupakan pengusaha sejati. Kata dia, pengusaha belum sukses dan sempurna kalau belum ditipu orang. Dan, Kiai Asep pun sudah pernah ditipu oleh orang. Hal itulah yang membuat Kiai Asep menjadi pengusaha besar seperti saat ini.

Selain pengusaha sukses, Kiai Asep juga merupakan pendidik yang harus dijadikan panutan karena sangat berperan dalam pembangunan manusia Indonesia.

Ia mengutip salah satu pernyataan Kiai Asep yang sering disampaikan saat memberikan ceramah. Bahwa, ketika menjadi guru, Kiai Asep tak sekadar mengajar. Tapi juga melakukan sesuatu yang tak terpikirkan oleh guru lainnya.

“Setelah mengajar, beliau berpikir ‘masa mengajar begini saja’. Padahal, sambil mengajar seharusnya juga bisa berbuat sesuatu. Artinya, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui,” papar Dahlan Iskan.

Saat Kiai Asep menjadi guru di Lamongan, beliau mengamati siapa saja muridnya yang miskin dan siapa saja muridnya yang pintar. Nah, dari situ Kiai Asep mulai berpikir untuk membina murid yang miskin namun pintar. Kiai Asep berpikir agar jangan sampai kemiskinan yang dialami si anak membuatnya tidak bisa lagi berkembang.

“Beliau bina secara khusus anak-anak itu, bahkan mencari cara agar anak-anak itu bisa meneruskan kuliah. Ini luar biasa, karena saat itu Kiai Asep masih miskin-miskinnya, tapi masih sempat memikirkan orang lain,” terang wartawan senior tersebut.

Karena itu, Kiai Asep menyimpulkan, bahwa kendala anak-anak miskin dalam pendidikan adalah akses. “Mereka tidak tahu kalau mau sekolah harus gimana, apa yang harus disiapkan untuk diterima di sekolah yang baik. Dan, beliau melakukan itu saat mengajar. Ini saya terharu sekali,” kata Dahlan Iskan.

Di depan pengurus-pengurus Pergunu yang hadir dalam acara tersebut, Dahlan berharap para guru bisa meneladani ikhtiar yang dilakukan Kiai Asep. Sehingga, anak-anak miskin yang pintar bisa terakomodir mendapatkan pendidikan yang layak sehingga berkembang dengan baik.

“Itulah contoh konkret yang sudah ditunjukkan Kiai Asep dalam membangun bangsa,” tukasnya.

Senada, Budayawan D. Zawawi Imron yang juga menjadi narasumber dalam acara itu, menyebut bahwa Kiai Asep adalah uswah hasanah, alias teladan yang baik.

Penyair yang rajin bikin puisi itu mengatakan semua tingkah laku Kiai Asep bisa ditiru oleh seluruh santri di Indonesia.

Menurutnya, karakter Kiai Asep sangat tergambar dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim, kitab yang terkenal di kalangan pesantren berisi tuntunan atau tata cara dalam menuntut ilmu.

“Kiai Asep mendobrak kegelapan-kegelapan dalam dunia pendidikan, sehingga beliau menjadi Tokoh Pendidikan Indonesia. Dan, kaum nahdliyin menyepakati beliau sebagai Ketua Umum Pergunu. Itu karena beliau bukan hanya hafal ta’lim al-muta’allim, tapi juga melaksanakannya. Utamanya, banyak inspirasi dari kehidupan Kiai Asep dalam belajar,” jelasnya.

Budayawan yang pernah mendapatkan The S.E.A Write Award dari Keluarga Kerajaan Thailand ini juga menyebut bahwa Kiai Asep merupakan gabungan intelektualitas dan spiritualitas.

“Kita menyangka, Kiai Asep ini intelektual. Tapi saya lebih cenderung dengan lompatan-lompatannya yang di luar akal. Saya yakin Kiai Asep itu seorang spiritualis sejati. Beliau bisa melakukan 2x2 tidak sama dengan 4, tapi bisa 100 atau 200,” ujarnya.

Acara itu juga menghadirkan EM. Mas’ud Adnan, tokoh media di Jawa Timur yang selama ini banyak mendampingi Kiai Asep kunjungan di berbagai daerah dan luar negeri.

Ia menceritakan bahwa Kiai Asep merupakan tokoh besar yang berpikiran khas pesantren dan selalu berpikir tentang kejayaan Islam dan Indonesia.

Menurutnya, Kiai Asep merupakan sosok yang membalik paradigma ke-kiai-an yang selama ini menerima bisyaroh usai diundang ceramah atau taushiyah.

“Kalau selama ini para kiai atau penceramah, itu kan datang ke suatu lokasi berdakwah, mohon maaf, lalu disangoni. Kiai Asep sebaliknya, beliau bawa uang, di tasnya selalu ada uang ratusan juta, lalu dibagikan kepada para kiai. Jadi beliau nggak dapat bisyaroh, tapi malah membagikan bisyaroh,” ungkap CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com ini.

“Itulah mengapa dalam tulisan-tulisan saya di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, saya juluki beliau kiai miliarder tapi dermawan,” tambahnya.

Dahlan Iskan pun mengaku sebagai salah satu yang pernah diberi honor oleh Kiai Asep saat diundang sebagai penceramah dalam suatu acara. “Saya saksinya. Saya tanya (kepada Kiai Asep) untuk apa saya diberi honor? Tapi kata Kiai Asep, ‘ini bukan soal amplop dan isinya, tapi ada doa di dalamnya’. Ya, sudah saya terima, karena ada doanya,” timpal Dahlan Iskan.

Dalam kesempatan itu, Mas’ud Adnan yang asli Pulau Madura ini juga menyampaikan bahwa Kiai Asep intensif mendoakan para pemimpin bangsa ini, termasuk Gubernur Khofifah.

“Beliau intensif mendoakan Bu Gubernur Khofifah agar menjadi Presiden Republik Indonesia. Minimal lima kali sehari mendoakan Bu Khofifah,” ujarnya.

Pernyataan Mas’ud Adnan itu kembali ditimpali oleh Dahlan Iskan. Menurut dia, do’a Kiai Asep untuk Khofifah itu masuk akal. ”Karena begini, siapa pun yang mendapat dukungan dari Jawa Timur dan Jawa Barat, itu sudah selesai (pasti menjadi presiden, red). Tinggal nanti pasangannya, siapa yang akan menang di Jawa Barat,” cetusnya.

Apalagi, lanjut Dahlan, Kiai Asep juga asli Jawa Barat. Sekadar informasi, ayah Kiai Asep, KH. Abdul Chalim, yang merupakan katib tsani atau wakil sekretaris dalam struktur kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode pertama, berasal dari Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat.

Usai bedah buku, acara dilanjutkan dengan Sarasehan Harlah ke-70 Pergunu. Selain dihadiri pengurus Pergunu dari berbagai daerah, sarasehan itu juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Dardak, serta sejumlah Kepala OPD Pemprov Jatim.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video