SMA Al Muslim Terapkan Pembelajaran Paradigma Baru Melalui Hybrid

SMA Al Muslim Terapkan Pembelajaran Paradigma Baru Melalui Hybrid

Rasa bahagia dan terima kasih juga disampaikan dalam bahasa Jepang oleh Katsuki, bunda Mayuko Katsuki.

Ucapan Selamat untuk Ian, Zoya, Zetta dan Aji atas presentasinya yang bagus sekali disampaikan oleh Bapak Pulung Raharjo, ayah dari Pramudya Rahadian kelas X.4 dalam kolom chat di zoom meeting.

"Dalam tahap awal proyek kokurikuler kalian telah mampu melakukan sebuah inovasi dengan baik. Jangan lupa untuk terus tumbuhkan karakter positif, berkreasi, mengupdate ide karena persaingan di luar cukup pesat agar produk apa pun yang kalian hasilkan bisa tetap bersaing secara sehat di masyarakat," saran Azam Afian Dinata, selaku panelis, dalam keterangan tertulis kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (18/12).

Presentasi proyek kokurikuler ini juga cukup mampu membuat para siswa mengerahkan kemampuan yang dimiliki seperti bernalar kritis, rasa percaya diri, keberanian berbicara, dan penguasaan materi berkaitan proyek yang dilakukan agar mereka mampu presentasi dengan lancar dan baik.

Apalagi kesiapan menjawab pertanyaan kritis para orangtua yang harus mereka jawab secara spontan. Seperti yang dilakukan Melati Ayu Mulya Ahmad kelas X.4 ketika menjawab pertanyaan Ayah Bunda.

“Upaya yang kami lakukan jika terjadi perbedaan ide dalam pembuatan kaos speakup yaitu melakukan voting atau menampung semua ide untuk dituangkan dalam kaos speakup sehingga hasilnya lebih keren,” papar Melati Ayu.

Inilah tujuan diadakannya proyek. “Adanya proyek kokurikuler ini merupakan sarana untuk mewujudkan terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global,” cetus Kepala SMA Al Muslim, Mahmudah dalam sambutan pembukaan presentasi proyek.

Proyek yang dilakukan siswa dan didampingi guru ini terdiri dari beberapa tahapan. Mulai dari mengidentifikasi masalah, membuat jadwal kegiatan proyek, melakukan kegiatan sesuai bentuk proyek masing-masing, mengolah data atau pengemasan produk, membuat laporan proyek hingga mempresentasikan dan memamerkan proyek.

“Alhamdulillah di sela-sela tugas utamanya belajar apalagi tidak semua mengikuti pembelajaran tatap muka, tetapi proyek perdana yang prosesnya lama dan membutuhkan kerja sama serta tenaga yang ekstra ini, mampu dilakukan siswa dan guru pendamping dengan baik.

Hal ini sekaligus membuktikan bahwa proyek kokurikuler merupakan sarana untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yaitu bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif yang sekaligus merupakan pembelajaran paradigma baru, tercapai,” ungkap koordinator proyek kokurikuler, Nunuk Winarsih. (sta/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO