JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ketegangan di internal PBNU yang menjurus ke perpecahan menjelang Muktamar NU ke-34 akhir-akhir ini, membuat Dzurriyah Muassis NU prihatin.
Ketegangan tersebut diawali dengan dinamika munculnya nama-nama calon Rais Am dan Ketua Tanfidziyah yang mengatasnamakan PWNU. Ditambah, adanya surat perintah agar pelaksanaan Muktamar NU ke-34 dipercepat, yang ditandatangani langsung Penjabat (Pj.) Rais Am, KH. Miftahul Akhyar.
Menyikapi hal tersebut, Dzurriyah Muassis NU berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, untuk membahas dinamika yang terjadi jelang Muktamar NU.
"Dzurriyah Muassis NU berkumpul di Tebuireng ini prihatin dikarenakan dinamika di tubuh PBNU akhir-akhir ini carut-marut," ujar KH. Fahmi Amrulloh, Cucu Hadratussyaikh KH. M Hasyim Asy'ari kepada BANGSAONLINE.com usai pertemuan di Dalem Kasepuhan Ponpes Tebuireng, Rabu (1/12) malam.
Gus Fahmi -sapaannya- menegaskan bahwa pertemuan itu atas inisiatif para dzurriyah muassis NU (keluarga para pendiri NU) sendiri. "Tujuanya ingin menyadarkan kepada para pengurus NU dan warga nahdliyin, bahwa NU ini dibentuk bukan untuk kepentingan golongan, apalagi kepentingan pribadi untuk merebut kekuasaan," tuturnya.
"Biarlah muktamirin yang memilih sesuai hati nurani. Muktamar yang bersih akan melahirkan kepengurusan yang bersih," tambahnya.