KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Petani apel di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, mengeluhkan jatuhnya harga apel yang sangat luar biasa. Selain itu, harga obat petanian meroket di saat anjloknya buah yang menjadi ikon Kota Batu itu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Koperasi Produsen Bolo Tani Makmur, Subakri, Senin (22/11). Menghadapi situasi tersebut, petani apel siap-siap terjun bebas menuju kondisi kerugian yang semakin memprihatinkan di tengah pandemi Covid-19.
BACA JUGA:
- Tabrak Pohon, Pemudik di Kota Batu Alami Kecelakaan hingga Istri Kritis
- Beberapa Langkah Disiapkan Pemkot Batu untuk Hadapi Wisatawan dan Arus Mudik Lebaran 1445 H
- Cegah Agar Atap Sekolah Tak Lagi Ambruk, DPRD Kota Batu Minta Dinas Pendidikan Rutin Turun Lapangan
- Polres Batu Siapkan Layanan Penitipan Kendaraan Bagi Warga yang Hendak Mudik Lebaran 2024
“Biaya produksi per 0,5 hektare awalnya sebelum ada kenaikan harga obat-obatan pertanian berkisar antara Rp24-26 juta setelah ada kenaikan harga obat pertanian biaya produksi menjadi Rp36 juta/0,5 hektare. Satu kali panen per 0,5 hektare bila menghasilkan 15 ton dengan harga Rp2.000,00,/kg akan mendapatkan pendapatan kotor Rp30 juta. Dengan kenaikan biaya produksi, tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual, dipastikan petani akan mengalami kerugian,“ paparnya.
Ia menuturkan, harga apel Anna dit ingkatan petani antara Rp2.000,00.-Rp2.500,00./kilogram (kg) sejak awal bulan November 2021. Saat ini, lanjut Subakri, harganya mencapai Rp2.000,00./kg dan membuat pedagang pengirim menjual apel sampai Kabupaten Jember dengan harga Rp3.000,00./kg.
Sementara itu, kata Subakri, harga obat pertanian bukan naik lagi tetapi sudah berpindah harga, seperti obat fungsida, Victory dari harga Rp54 ribu/kg menjadi Rp74 ribu/kg, Antila dari harga Rp58 ribu/kg menjadi Rp68 ribu/kg. Lalu, Insektisida Dursband dari harga Rp80 ribu/liter menjadi Rp135 ribu/liter.
Terpisah, Ketua Koperasi Produsen Bolo Tani Makmur, Suparman, membenarkan atas rendahnya harga Apel saat ini. Menurut dia, petani semakin terpuruk setelah harga pupuk juga naik, seperti Bast dari harga Rp485 ribu/sak menjadi Rp650ribu/sak.
Selain itu, fungisida juga mengalami lonjakan, seperti Antila Rp68 ribu menjadi Rp73 ribu, Makoban Blue dari Rp92 ribu jadi Rp98 ribu, Duersban dari Rp80 ribu jadi Rp145 ribu. Apalagi jenis obat rumput hampir mengalami kenaikan 50 persen, yakni Roundup dari harga Rp76 ribu menjadi Rp125 ribu.
Bahkan, Suparman menerima informasi yang mengatakan bahwa bakal ada kenaikan terkait hal tersebut dari para penjual. Ia berujar, semua petani saat ini harus siap terjun bebas karena persoalan ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. (asa/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News