​PAN Jatim: Perlu Perbaikan Struktur dan Jadikan Komoditas Pangan Strategis Agar Impor Berkurang

​PAN Jatim: Perlu Perbaikan Struktur dan Jadikan Komoditas Pangan Strategis Agar Impor Berkurang Webinar yang diselenggarakan oleh Fraksi PAN DPRD Jawa Timur.

“Pemretelan Bulog ini merupakan salah satu butir krusial dalam Letter of Intent antara IMF dengan Indonesia. Dengan kata lain, IMF memreteli kemampuan Indonesia menjaga stabilitas harga gan melalui Bulog. Harga di tingkat petani sering anjlok jauh lebih drastis saat en raya,” terang Drajad.

Di sisi lain, lemahnya keberpihakan terhadap produksi pertanian membuat produksi gan Indonesia tumbuh lambat, stagnan atau bahkan merosot. Sering anjloknya harga di tingkat petani makin mempercepat konversi lahan pertanian yang subur di Jawa dan Bali menjadi lahan perumahan dan non-pertanian lainnya.

Diperburuk oleh masalah struktural berupa rendahnya kepemilikan dan pengelolaan lahan per keluarga tani, kelemahan riset dan inovasi ini membuat produktivitas gan Indonesia jauh lebih rendah dari Thailand dan Vietnam, sehingga biaya pokok dan harga jualnya pun lebih mahal.

Dengan pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita Indonesia, otomatis kebutuhan gan naik dengan cepat. Kenaikan ini jauh lebih cepat dari kenaikan produksi gan, apalagi sebagian produksi tersebut stagnan. “Produksi tidak mencukupi konsumsi, sehingga mau tidak mau harus impor gan agar harga stabil,” tandasnya.

Di sisi lain, lanjut Drajad, selisih harga yang besar tersebut membuat impor menjadi bisnis yang super menggiurkan. Itu sebabnya para raja impor gan mampu menjadi raksasa bisnis di Indonesia. Itu sebabnya hampir tiap tahun kita melihat keributan soal pengaturan kuota impor gan, sampai tidak sedikit elit politik yang ditahan KPK.

“Itu sebabnya kita melihat ada keributan soal Permenperin 3/2021. Jatim menjadi episentrumnya karena kuota impor gan sama dengan fulus besar,” tutupnya. (dra/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO