Warga Korban Longsor di Kediri Minta Direlokasi

Warga Korban Longsor di Kediri Minta Direlokasi Sebuah rumah yang rawan hanyut akibat longsor. (Arif Kurniawan/BangsaOnline.com)

KEDIRI (BangsaOnline) - Takut menempati rumah mereka yang sudah rusak dan mulai retak-retak, para korban bencana tanah di Kabupaten Kediri, Jawa Timur meminta direlokasi ke tempat aman. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mencarikan lahan baru yang aman untuk dihuni.

”Siapa mas yang berani menempati rumah yang sudah seperti ini. Lihat saja, semuanya sudah retak, mulai dinding, lantai merekah seperti ini. Tanahnya juga retak dan sewaktu-waktu bisa kembali. Kami bersedia apabila pemerintah meminda ke tempat yang lebih aman,” pinta Winarti memelas, Selasa (17/2).

Winarti merupakan satu dari puluhan korban bencana tanah yang terjadi, pada Minggu dini hari lalu. Rumahnya rusak pada bagian dinding akibat pergerakan tanah di tebing yang ia jadikan sebagai tempat bermukim. Ada tiga rumah yang berjajar dengan rumah Winarti dan terancam .

Tepat dibagian bawah rumah Winarti inilah tebing itu . Material tanah yang kemudian merobohkan rumah Yati, dan rumah-rumah warga lainnya serta akses jalan menuju 10 dusun dibagian atas. Tebing itu kini rawan kembali. Sementara terdapat puluhan rumah tepat dibawahnya.

Akibat tanah Winarti dan puluhan warga terdampak lainnya harus meninggalkan rumah. Mereka mengungsi ke tempat kerabat dan tetangganya yang masih dirasa aman. Warga mulai meninggalkan rumah pada sore hingga malam hari. Mereka kembali ke rumah pada pagi hari karena harus memberikan makan ternak.

Permintaan yang sama disampaikan oleh Sumiasih. Ia tinggal di tepi jalan raya yang tertutup total oleh material lahan. Sumiasih telah mengosongkan rumahnya yang selama ini dijadikan sebagai tempat usaha toko pracangan. Ibu dua anak itu memilih mengungsi ke rumah kakaknya yang berada di dusun lain.

”Semua barang sudah saya ambil. Mulai TV, perabotan, dan barang-barang dagangan saya titipkan ke rumah kakak saya. Rumah ini sudah tidak aman. Dinding rumah mulai retak dan sewaktu-waktu bisa terjadi susulan dari tebing diatas itu. Kami sangat berharap agar dipindah ke tempat aman,” ungkap Sumiasih.

Terpisah, Kepala Desa Blimbing Juari mengakui kondisi dan keinginan warganya untuk bisa pindah dari lokasi tersebut. Menurut kepala desa, tempat yang mereka huni itu memang sudah tidak layak dan setiap saat bisa kembali. Oleh karena itu, ia tengah memikirkan rencana relokasi warga ke tempat aman.

“Ada sekitar 53 warga kami yang kini dalam kondisi rawan bencana. Mereka tersebar dari dua dusun yaitu, Juron dan Jeti. Kita sedang melakukan pendataan lebih lanjut serta memikirkan cara untuk merelokasi mereka. Sebab, daerah tersebut memang sudah tidak aman,” ujar Juari.

Juari menambahkan, pihaknya memandang sebuah tempat yang dimungkinkan bisa dijadikan sebagai tempat relokasi bagi warga yaitu di perkebunan Secang Sukosewu yang ada di Desa Kraton, desa dibawah Desa Blimbing. Tetapi, terlebih dahulu pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kediri.

Untuk diketahui, tanah melanda Dusun Juron, Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu dini hari lalu. Sebuah tebing dengan ketinggian lebih dari 30 meter runtuh dan merusak 23 rumah warga. Dari total rumah yang terdampak , dua diantaranya rata dengan tanah. Longsor juga memutus akses jalan penghubung 10 dusun di desa tersebut. Ada ratusan kepala keluarga yang terisolir. Setelah mendatangkan sebuah alat berat, akhirnya akses jalan dapat dibuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Longsornya Gunung Batu Alam Cirebon':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO