Jenazah Rusak, DVI Andalkan DNA dari Tulang Korban Air Asia

Jenazah Rusak, DVI Andalkan DNA dari Tulang Korban Air Asia Salah satu keluarga korban AirAsia QZ8501 saat di Crisis Center Juanda.

SURABAYA (BangsaOnline) - Tim Disaster Victims Identification (DVI) Polda Jatim mulai kesulitan mengungkap identitas jenazah korban Air Asia QZ8051. Tim hanya mengandalkan DNA, yang diambil dari tulang jenazah.

Profesor Dr Sukri, ahli forensik dari Universitas Airlangga Surabaya, mengatakan, saat ini kondisi jenazah korban yang belum teridentifikasi sudah tidak baik. Jaringan lunak tubuh korban sudah rusak.

"Tim sekarang hanya mengandalkan data primer dari DNA korban," katanya kepada wartawan di RS Bhayangkara Surabaya," Senin (12/1/2015).

Sukri mengungkapkan, kerusakan jaringan lunak tubuh korban terjadi karena terlalu lama di air. Karena itu, tim hanya bisa mengambil sampel DNA dari bagian tubuh korban yang tidak mudah rusak, yakni tulang.

"DNA diambil dari tulang gigi, tulang tengkorak dan tulang pinggul jenazah," jelasnya.

Kendati begitu, lanjut Sukri, proses identifikasi melalui DNA bisa jadi lama dan pelik. Sebab, tidak selalu DNA pembanding dari anggota keluarga korban positif atau identik dengan DNA korban. Karena itu, tim berkoordinasi terus dengan pihak keluarga jika sampel DNA pembanding dibutuhkan.

"Kita minta lagi DNA vertikal dari anggota keluarga terdekat korban," tandasnya.

Sukri menuturkan, tim juga mengandalkan aksesoris yang melekat di tubuh korban sebagai data sekunder pengungkapan identitas jenazah.

"Karena itu kami berharap aksesoris korban tetap melekat di tubuh jenazah yang ditemukan," ujarnya.

Untuk diketahui, hingga hari ini identitas jenazah korban Air Asia QZ8051 yang berhasil diungkap oleh DVI Polda Jatim sebanyak 32 orang. Masih ada 16 jenazah yang belum terungkap, dari total 48 jenazah yang diterima RS Bhayangkara Surabaya dari tim pencari di Pangkalan Bun, Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO