BNN Kota Batu Apresiasi Program Intervensi Ketahanan Keluarga

BNN Kota Batu Apresiasi Program Intervensi Ketahanan Keluarga Beginilah suasana salah satu sesi pertemuan keluarga di program intervensi ketahanan keluarga.

KOTA BATU, BANGSAONLINE,com - Program Intervensi Ketahanan Keluarga tahun 2019 di Kota Batu dinilai BNN Kota Batu berhasil meningkatkan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

Program ini merupakan salah satu program prioritas nasional 2019 di Direktorat Advokasi, Deputi Bidang Pencegahan BNN Pusat. Di Kota Batu, kegiatan tersebut telah dilaksanakan selama bulan Oktober-Desember 2019 di SMP Immanuel sebagai pilot project.

"Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran semua pihak, antara lain respons yang baik dari Kepala SMP Immanuel Batu dan guru BK, termasuk tim dari BNN pusat dan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai observer," ujar Kepala BNN Kota Batu AKBP Mudawaroh didampingi Edy HK, Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan (P2M) kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (18/12).

Menurutnya, keberhasilan kegiatan intervensi ketahanan keluarga dapat terlihat dari monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi melibatkan 60 peserta yang terdiri dari 15 keluarga (anak dan orangtua) yang telah mengikuti intervensi ketahanan keluarga dan 15 keluarga sebagai kontrol intervensi, yaitu keluarga yang tidak terlibat dalam kelompok kontrol sebagai pembanding hasil pelaksanaan intervensi ketahanan keluarga ini.

Dipilihnya SMP Immanuel menjadi pilot project program ini, karena BNN melihat sekolah ini sangat responsif. Baik kepala sekolah, guru, maupun siswanya. Kegiatan ini diikuti 60 pasangan orang tua dan anak hasil seleksi. Kegiatan dilaksanakan tiap Sabtu, saat tidak ada aktivitas pembelajaran di kelas. Pertemuan dilakukan selama empat kali yang dibagi dalam sesi 1 hingga sesi 4.

Satu jam pertama untuk sesi anak dan orang tua dipisah. Selanjutnya, sesi kedua selama satu setengah jam untuk sesi keluarga. Pematerinya berasal dari BNN pusat, BNN Kota Batu, dan Universitas Negeri Jakarta sebagai observer dan guru BK SMP Immanuel.

"Yang jelas, tujuan kegiatan ini untuk saling memahami antara orang tua dengan anak. Kalau mereka dekat, tentu akan terjalin komunikasi yang baik. Jika komunikasi sudah baik, maka permasalahan apapun akan mereka sampaikan ke orang tua," ujar Mudawaroh.

Ia menambahkan, program ini tidak hanya mencegah dampak sosial seperti penyalahgunaan narkoba saja, tetapi juga untuk menghindari adanya bullying, dan bagaimana cara menghadapi tekanan dari teman sebaya.

Pada tahun 2020, program ini akan dilaksanakan di seluruh kota dan kabupaten di 34 provinsi di Indonesia. Selain Kota Batu, yang menjadi pilot project program ini di Jatim antara lain Mojokerto, Pasuruan, Surabaya, Kota Malang dan Kabupaten Malang, dan Sidoarjo. (asa/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO