LAMONGAN (bangsaonline) - Salah satu warga Lamongan Tatik Karyaningsih (45) berhasil menjuarai lomba tata rias pengantin solo tingkat nasional. Ia bersaing ketat dengan ahli rias se nusantara, termasuk dari Jawa Tengah.
"Pesaing terberat adalah dari Jawa Tengah. Karena lomba rias ini mengambil tema rias Pengantin Solo Basahan. Namun Alhamdulillah dengan dukungan banyak pihak, saya dinyatakan sebagai juara pertama sekaligus juara umum tingkat nasional," tutur Tatik usai melakukan audiensi dengan pembina Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Lamongan Mahdumah Fadeli di Ruang Kerja HARPI, Jumat (27/11/2014).
Dalam kesempatan ini, ia juga bercerita soal ada pakem-pakem yang harus diikuti. Bukan hanya soal pakem riasan, namun juga menyangkut pakem tata busana. Pasalnya dalam lomba tata rias dengan bridal gaun panjang di tahun 2012 lalu juga hampir kena diskualifikasi. Hanya karena sempat lupa menambahkan selempang dalam busana model.
Beruntung dia segera menyadari kesalahannya. Bahkan sukses meraih juara pertama di lomba tingkat nasional tersebut.
"Kemarin ada salah satu peserta lomba yang harus didiskualifikasi hanya karena tidak memenuhi satu pakem," ujar Tatik.
Menurut Tatik, tantangan lain dalam lomba rias adalah soal mental. Karena saat lomba, peserta hanya sendirian tanpa didampingi asisten. Saat merias model juga dibatasi waktu 75 menit di hadapan sekian banyak penonton.
Dia menyebut banyak terbantu dengan saran-saran terkait teknik make up dari Johanes dan Pak Gatot yang membantu saran terkait pakem dalam tata rias Pengantin Solo basahan. Tatik menyebut keduanya adalah koleganya untuk belajar tata rias.
Saat menuju lomba di Gedung Puri Ardia Garini, Jakarta Timur, akhir November silam, Tatik membawa begitu banyak perlengkapan hingga memenuhi empat buah koper. "Bagasi saya sempat overcapacity hingga 14 kilogram," kata putri dari almarhum dalang kondang asal Lamongan, Anom Subroto tersebut.
Sementara Mahdumah Fadeli menyampaikan kebangaannya atas prestasi yang diraih Tatik sehingga mengharumkan nama Lamongan. ?Banyak cara untuk mengharumkan nama daerah melalui berbagai prestasi. Salah satunya lewat bidang yang ditekuni Bu Tatik ini," ujarnya sembari menyebut Tatik adalah siswanya saat mengajar di SDN Sukomulyo 2.
Isteri Bupati Lamongan Fadeli ini juga berpesan agar bersama-sama Harpi, turut membesarkan tata rias dan busana pengantin khas Lamongan, Bekasri. Dia berharap ada penelusuran kembali terkait Pengantin Bekasri tersebut.
Karena menurutnya, dengan pakem busana Pengantin Bekasri yang menggunakan kemben sehingga busananya terbuka, nampaknya saat ini kurang bisa diterima masyarakat Lamongan yang agamis, sehingga sudah tidak banyak digunakan lagi.
"Penelusuran pakem Pengantin Bekasri ini dari Lamongan Selatan. Padahal Lamongan kan juga ada wilayah tengah dan utara yang kental dengan budaya Islam, sehingga tentunya busananya lebih tertutup. Saya harap kedepan bersama semua unsur masyarakat, termasuk budayawan, sesepuh dan ulama, agar ada penelusuran kembali terhadap busana pengantin khas Lamongan," pesan dia.











