MADIUN (bangsaonline)
Pasca ditutup dan dipulangkannya para Wanita Tuna Susila (WTS) eks lokalisasi Wisma Wanita Harapan atau yang lebih dikenal dengan nama Gude di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, aparat gabungan dari unsur TNI, Polri, Satpol PP, Dinsosnakertrans dan petugas kecamatan, menjaga 24 jam nonstop.
Kasi Trantib Satpol PP Kabupaten Madiun Toni Agus Purnomo mengatakan, aparat yang berjaga dibagi dalam tiga sift. Tugasnya, mencatat identitas dan keperluan siapapun yang keluar-masuk Gude.
Selain mengantisipasi adanya gangguan Kamtibmas, lanjut Toni, juga mengantisipasi kemungkinan adanya WTS yang kembali ke lokalisasi secara sembunyi-sembunyi.
Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Madiun Widjanto Djoko Pernomo mengatakan, mulai Sabtu kemarin, Pemkab Madiun menyiagakan aparat keamanan gabungan di sekitar lokalisasi Gude. Bahkan di depan pintu gerbang eks lokalisasi, didirikan sebuah pos pengamanan.
"Semua yang masuk akan dimintai keterangan identitasnya, dicocokkan dengan KTP-nya dan harus mengisi buku tamu," kata Kadinsosnakertrans Kabupaten Madiun, Widjanto Djoko Poernomo, kepada HARIAN BANGSA
Setelah dilakukan pemulangan 77 WTS, lanjut Widjanto, tahap selanjutnya adalah pengentasan terhadap 24 mucikari dan 20 warga yang selama ini mencari nafkah di lokalisasi Gude.
"Yang WTS-nya sudah diberi dana kompensasi pemulangan oleh Pemprov Jawa Timur sebesar Rp 3 juta/orang. Kalau mucikari dan warga terdampak, akan diambilkan dari dana APBD Kabupaten Madiun tahun 2015 masing-masing Rp 3 juta / tiap mucikari dan Rp 2 juta untuk tiap warga terdampak. Selain itu, dalam waktu dekat mereka akan disurvei keinginan dan kebutuhannya. Misalnya pelatihan ketrampilan yang diinginkan apa saja dan berapa modal yang diperlukan," papar Widjanto.








