Presiden Itu Harus Perkasa dan Meyakinkan

(4) Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (14: 4)

(5) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. (14: 5)

TAFSIR

Bacalah sebaik mungkin terjemahan dua ayat studi ini, bila perlu diulang dan dicermati maksudnya. Hayatilah isi pesannya dan renungkan pula pelajaran apa yang tersembunyi di balik pesan itu. Saat ini musim kampanye presiden, di mana pikiran-pikiran pada sensitif dan cepat emosi.

Tafsir ini punya tanggung jawab akademik untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran yang diambil dari pesan ayat suci. Tapi sadar-sesadarnya terhadap kemungkinan adanya tanggapan sepihak yang menuduh tafsiran ini sebagai kampanye hitam yang menyudutkan salah satu calon presiden dengan memanfaatkan firman Tuhan untuk kepentingan politik.

Agar tidak monopoli penulis saja yang mengelaborasi firman Tuhan dan memetik pelajaran dari ayat studi ini, maka akan disajikan poin-poin pesan utuhnya saja, selanjutnya pembaca sendiri yang mesti mengambil hikmah dan pelajaran. Tesis pada dua ayat studi itu antara lain :

Pertama, “wa ma arsalna min rasul illa bi lisan qawmih liyubayyin lahum”. Rasul itu diutus kepada bangsanya sendiri, dengan menggunakan bahasa kaumnya sendiri agar lebih mudah menjelaskan pesan-pesan wahyu dan menunaikan amanat kepemimpina secara optimal. Apa yang bisa kita fahami di balik pesan itu ?

Pertama, bahwa pemimpin itu harus pandai berkomunkasi kepada rakyat, memahami bahasa rakyat, baik bahasa secara verbalistik atau bahasa kondisi, utamanya bahasa kebutuhan sehari-hari (lisan qawmih). Kebutuhan rakyat tersebut bisa ditemukan melalui blusukan langsung ke pasar-pasar, ke gorong-gorong, atau melalui laporan aparat di bawahnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO