Penyebab Gadis 14 Tahun Gantung Diri Diduga karena Pacar

Penyebab Gadis 14 Tahun Gantung Diri Diduga karena Pacar DUKA. Suasana duka masih tampak dirumah korban, serta sekolahan tempat korban belajar. foto : eki/bangsaonline

BOJONEGORO (bangsaonline) - Teka-teki motif bunuh diri yang dilakukan Railda Jaini Marlina (14) gadis asal Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Selasa (28/10/2014) hingga kini belum jelas motifnya.

Dugaan bunuh diri yang muncul terhadap siswi kelas III di MTs Raudlhoh desa Semambung itu karena frustasi di marahi oleh kedua orang tuanya. Namun, ada pula indikasi jika aksi bunuh diri korban karena di putus pacarnya, bahkan diperkosa pacarnya di malam hari sebelum korban mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamarnya menggunakan selendang warna kuning dengan panjang 60 centi meter. 

Rabu pagi, (29/10/2014) saat wartawan bangsaonline mencoba menelisik ke rumah Railda Jaini Marlina di Desa Semambung Kecamatan Kanor, suasana masih tampak hening. Bahkan jauh sebelum sampai dirumahnya, suasana sepi dan hening sudah mulai terasa, tidak ada aktifitas yang dilakukan oleh para tetangga korban. 

Saat tiba di depan rumahnya, tampak dua mobil elf terparkir di samping rumah gadis yang akrab disapa Ilda tersebut. Di dalam rumahnya banyak orang wanita memakai kerudung, sedangkan yang laki-laki memakai baju batik serta koko. Ternyata beberapa orang itu keluarga korban asal Kabupaten Lumajang. 

Tak lama kemudian, lelaki bertubuh kurus dengan muka pucat menghampiri kehadiran beberapa wartawan di depan rumahnya, ia meminta untuk masuk ke dalam rumahnya. Lelaki itu orang tua Ilda yakni, Totok Sutowo (42). Setelah duduk diantara para keluarganya, ia bercerita sebelum kejadian maut yang dilakukan anaknya tersebut. 

"Sama sekali tidak ada firasat apa-apa, bahkan saat tetangga saya bilang jika anak saya melakukan hal seperti saya tidak percaya sama sekali," ujar Totok lirih. Lebih lanjut orang tua korban yang sehari-hari berjualan jajan di SDN 1 Semambung itu menceritakan kesehari-harian anaknya. Menurut dia, jika anaknya itu rajin mengaji, baik, sopan santun serta pendiam. "Sebenarnya dia anaknya periang cuma dia tertutup jika punya masalah, dia juga rajin mengaji," terangnya. 

Entah dia punya masalah apa, lanjut dia, sebelum kejadian itu gelagat anaknya sempat berubah, ia juga tidak menyangka Ilda akan melakukan hal tersebut. Ilda juga enggan bercerita punya masalah apa saat didesak ibu dan bapaknya bahkan kepada teman sekolahnya. Sebelum Selasa pagi korban bunuh diri, malam harinya sekira pukul 22.00 WIB korban diketahui orang tuanya keluar dari kamarnya, namun menurut orang tuanya hanya di rumah dibelakang atau dapur untuk memberi makan kelinci peliharaannya.

"Jam 10 malam memang dia keluar dari kamarnya dengan alasan akan memberi makan kelinci, setelah beberapa menit dipanggil oleh ibunya, ternyata benar dia masih berada di dapur, namun jawaban dia berubah sedang buang air besar, sehingga ibunya membiarkan Ilda di dapur dan meninggalkan tidur," tandasnya. 

Tiap malam, sambung Totok, ia tidur selalu diatas jam 12 malam, tetapi tidak tahu kemarin malam pukul 10 ia sudah tidur karena capek bekerja di siang hari, ibunya juga demikian. "Saya pun tidak curiga anak saya bakal keluar atau kemana malam itu, karena sebelumnya tidak pernah begitu. Setelah saya dan ibunya tidur, kurang lebih jam setengah 12 malam dia memanggil dan mengetuk pintu dapur, kemudian saya buka dia langsung masuk ke dalam kamar untuk tidur," jelasnya. 

Setelah pagi harinya, (Selasa) ibu korban bernama, Sukarni (35) merasa curiga dengan tindakan anaknya semalam. Kemudian Ilda diminta jujur kemana ia keluar setelah ditinggal kedua orang tuanya tidur. Namun, lagi-lagi Ilda bungkam, ia mulai tampak resah dan kebingungan setelah dimarahi ibunya dan bapaknya. Bahkan, sebelum berangkat ke sekolah tas Ilda sempat disita bapaknya. 

"Memang pagi kemarin saya marah-marah sama dia karena tidak mau jujur punya masalah apa kok sikapnya berubah. Saya hanya marah biasa tidak sampai memukul atau melakukan kekerasan. Setelah itu saya melarang dia masuk ke sekolah, karena saya curiga ini pasti punya masalah dengan laki-laki, akhirnya dia dirumah dengan neneknya, saya dan ibunya pergi berjualan di SDN 1," sambung Totok. 

Sebelum Ilda gantung diri, sekitar pukul 08.20 WIB ayahnya sempat pulang kerumah mengambil nasi untuk sarapan istrinya. Saat itu Ilda masih tampak tiduran di ruang tamu sembari menonton televisi. Namun selang beberapa menit, entah setan apa yang merasuki tubuh Ilda, hingga ia nekad melakukan bunuh diri di ruang musala rumahnya. 

 "Saya pas pulang dia masih melihat tv, kemudian saya kembali ke sekolahan. Tidak berapa lama tetangga saya kesini memberi tahu jika anak saya gantung diri, saya pun tidak percaya. Akhirnya saya dan istri saya langsung pulang, ternyata dirumah sudah banyak orang," terangnya lirih.

Setelah ia ditinggal mati anaknya, ia merasa curiga jika pada malam itu anaknya sedang keluar rumah untuk bertemu dengan laki-laki melalui pintu dapur. Kecurigaan itu muncul setelah beberapa teman anaknya bercerita jika Ilda punya pacar dan sering bertengkar. "Saya yakin dia punya masalah dengan laki-laki, karena tidak mungkin saya marahi seperti itu saja sudah nekad begini (bunuh diri). Suatu saat akan saya telusuri," pungkasnya. 

Sementara itu, teman sebangku korban, Siti Wulandari saat ditemui di kelasnya MTs Raudlhoh Semambung mengaku jika korban mempunyai pacar inisial S (19) warga setempat. "Iya, punya pacar anaknya kampungan, pengangguran juga," tegas Wulan dengan nada geram. 

Wulan dan teman-teman sekelasnya menduga yang mengotori fikiran Ilda ialah pacarnya tersebut. Sebab, sebelum Ilda berpacaran dengan S tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh, bahkan hingga nekad bunuh diri. 

"Dia baru pacaran lima hari, sebelumnya mbak Ilda baik, tetapi setelah pacaran sama dia (S, red) sikapnya berubah, tetapi tidak mau bercerita sama kita," imbuhnya.