PANEN. Lebaran kurban membuat pengepul kulit mendapat berkah. foto : eki nurhadi/bangsaonline
BOJONEGORO (bangsaonline) - Sehari setelah hari raya kurban, para pengepul kulit hewan kurban di Dusun Alastuwo, Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan Bojonegoro mampu mengumpulkan kulit kambing, kulit domba, dan kulit sapi hingga ribuan lembar.
Pengepul kulit hewan kurban di Dusun Alastuwo ada beberapa orang. Salah satunya yang cukup terkenal yakni Haji Rohmat (65). Usaha pengepulan kulit hewan kurban ini sudah berlangsung turun temurun. Haji Rohmat sendiri sudah generasi kedua yang meneruskan usaha ini sejak tahun 1981.
Haji Rohmat menyimpan kulit kambing, kulit domba, dan kulit sapi itu dalam sebuah gudang berukuran 10 meter x 8 meter. Kulit kambing dan kulit sapi yang terlihat masih basah dan banyak bercak darahnya terlihat menumpuk di gudang di belakang rumahnya itu. Bau apek dan anyir darah juga mencocok hidung.
Sementara itu, beberapa orang tampak sibuk membersihkan kulit kambing itu dengan air. Kulit kambing yang telah bersih lalu diberi garam agar tidak tercium bau apek. Beberapa orang lainnya tampak sibuk menata dan menumpuk kulit kambing dan sapi yang telah bersih.
"Iya beginilah, kulit hewan kurban ini berasal dari musala dan masjid yang ada di sekitar Padangan, Cepu, dan Purwosari,” ujarnya, Senin (6/10/2014).
Ia mengatakan, usai hari raya kurban ia mampu mengumpulkan kulit sapi sebanyak 500 lembar serta kulit kambing dan kulit domba sebanyak 5.000 lembar. Ia membeli kulit kambing itu per lembar Rp 40.000, kulit domba per lembar Rp 60.000, dan kulit sapi itu per kilogramnya Rp 20.000.
Setelah kulit kambing dan kulit sapi itu terkumpul dalam jumlah banyak, Haji Rohmat lalu menjualnya ke pabrikan di Semarang. "Kulit kambing dan kulit sapi itu ya dijual mentahan seperti itu,” ujarnya.
Haji Rohmat meraup keuntungan lumayan dari penjualan kulit hewan kurban itu, namun ia enggan menyebutkan keuntungan yang diperolehnya. "Iya Alhamdulillah, lumayan untungnya,” ungkapnya.
Pengepul kulit hewan kurban lainnya di Dusun Alastuwo, Muhammad Maghfur (45), mengaku mampu mengumpulkan kulit kambing dan kulit sapi sebanyak 300 lembar. Kulit kambing dan kulit sapi itu berasal dari penyembelihan hewan kurban di sejumlah musala dan masjid di sekitar Padangan.
"Setelah selesai penyembelihan hewan kurban biasanya kulit hewan kurban langsung dijual di pengepul kulit di Dusun Alastuwo ini,” ujarnya.
Menurut Maghfur, kulit kambing dan kulit domba itu bisa diolah menjadi bahan baku pembuatan sepatu, jaket, tas. Selain itu, biasanya kulit kambing juga banyak dipakai untuk bedug dan alat musik terbangan.











