GRESIK (bangsaonline) - Petani garam di Gresik pada musim panen ini kurang beruntung. Pasalnya, disaat panen garam melimpah, harga garam justeru anjlok. Kondisi ini dialami oleh sejumlah petani garam di Kecamatan Manyar.
Di antara petani tersebut berada di Desa Manyarejo Kecamatan Manyar. Petani disana tengah menikmati musim terbaik, karena pada musim kemarau ini petani garam mampu memanen hasil garam yang melimpah dibanding pada musim penghujan.
Namun mereka mengeluh. Karena dibalik melimpahnya jumlah garam yang mereka panen, petani tidak begitu saja memperoleh keuntungan dari panen garam yang melimpah itu. “Petani garam kurang beruntung mas, karena disaat hasil panen melimpah seperti tahun-tahun sebelumnya harga garam anjlok,” kata Muharto (43), salah satu petani garam warga Manyar, kemarin.
Menurut dia, selama musim kemarau ini para petani garam telah memanen sedikitnya tiga hingga empat kali dengan hasil cukup melimpah. Bahkan, dalam satu kali panen para petani mampu menghasilkan garam hingga ratusan kuintal dengan lahan sekitar satu hektare.
Muharto mengatakan, di tingkat petani, harga garam grosok (baru panen) hanya Rp 450 perkilogram (kg) atau paling mahal hanya Rp 550 perkg. Padahal, biasanya harga garam di atas Rp 550 perkg. “Harga garam sekarang memang tidak sepadan dengan kerja keras para petani yang terus berperang melawan teriknya matahari untuk menghasilkan garam,” keluhnya.
"Sebenarnya tidak sebanding mas, tapi tidak ada pilihan lagi, dibilang cukup ya cukup, dari pada tidak ada," sambungnya.
Muharto dan sejumlah petani garam di Manyar berharap, ada upaya pemerintah untuk melakukan stabilisasai harga garam. Pasalnya, selama ini garam mereka hanya dibeli oleh tengkulak dengan harga rendah.











