Hasil Referendum Skotlandia, Pilih Tidak Merdeka

Hasil Referendum Skotlandia, Pilih Tidak Merdeka foto:repro dw.de

Jika Skotlandia bisa memiliki hak-hak otonomi di bawah Kerajaan Inggris yang memuaskan pemilihnya, maka itu "bisa saja menjadi model untuk menyelesaikan masalah serupa di kawasan lain".

Di beberapa bagian Eropa, misalnya di Spanyol dan Belgia, ada kawasan yang memang sejak lama menuntut otonomi luas atau kemerdekaan. Kecenderungan semacam itu juga ada di Italia utara.

Kabar baik bagi Spanyol

Pemerintah Spanyol yang menghadapi gerakan separatis di beberapa daerah menyambut hasil referendum Skotlandia. Perdana Menteri Mariano Rajoy menyebut penolakan opsi kemerdekaan sebagai "hasil terbaik bagi Eropa".

Pejabat urusan Eropa di Spanyol, Mendez de Vigo mengatakan di Madrid, hasil referendum "adalah kabar baik bagi semua, yang sejak puluhan tahun berusaha membangun Eropa". Kawasan Catalonia di Spanyol tanggal 9 November juga bermaksud menggelar referendum, tapi tanpa persetujuan pemerintah Spanyol.

Kantor pusat NATO di Brussel juga menyambut hasil referendum Skotlandia. Inggris tetap akan memainkan peran penting dalam NATO, kata Sekjen NATO Fogh Anders Rasmussen. "Saya menyambut pernyataan PM Inggris David Cameron yang menjanjikan otonomi bagi semua kawasan di Inggris", ujarnya.

Sambutan Pasar Positif

Pasar saham di Eropa menyambut positif penolakan opsi kemerdekaan di Skotlandia. Nilai tukar mata uang Inggris Poundsterling langsung menunjukkan kenaikan mencolok terhadap Euro dan Dolar AS. Hari Jumat pagi, Poundsterling Inggris mencapai nilai tukar 1,65 dolar, setelah sebelumnya sempat anjlok sampai 1,61 dolar.

Pasar saham di berbagai negara Eropa juga menunjukkan perkembangan positif, setelah jelas bahwa Skotlandia akan tetap bergabung dengan Inggris.

Ekonom Kamar Dagang dan Industri Jerman, Volker Treier mengatakan, ada risiko ekonomi besar yang bisa dihindari.

"Dampak ekonomi dan keuangan tidak bisa dikalkulasi, seandainya Skotlandia memisahkan diri. Jadi risikonya memang besar sekali", kata Treier.

Sekarang, Eropa harus kembali fokus ke agenda harian untuk menanggulangi krisis ekonomi dan mendongkrak perekonomian di Zona Euro.

Sumber: dw.de

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO