Bantah Dapat Jatah Menteri, Partai Demokrat: RUU Pilkada Jangan Voting

Bantah Dapat Jatah Menteri, Partai Demokrat: RUU Pilkada Jangan Voting Syarif Hasan. Foto: liputan6.com

JAKARTA(BangsaOnline)Meski membelok arah mendukung Pilkada langsung, bukan berarti Partai Demokrat mendapat jatah menteri dari presiden terpilih Joko Widodo.

Demikian ditegaskan Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan dalam jumpa pers di kantor DPP Demokrat, Kramat Raya, Jakarta, Kamis (18/9).

Kata Syarief, Demokrat sudah jauh-jauh hari memutuskan berada di luar pemerintahan sebagai penyeimbang.

"Posisi Partai Demokrat itu di luar pemerintahan yang akan datang. Manakala semua program kebijakan itu orientasinya untuk kepentingan rakyat, kami dukung. Namun, manakala tidak berpihak pada rakyat, maka kami pasti kritisi," tegas Menteri Koperasi dan UKM ini.

Lebih lanjut Syarief menegaskan partai pimpinan SBY tidak tertarik dengan 16 kursi menteri yang disiapkan untuk jatah prosefional partai politik. Ia pun mengklaim tidak ada lobi-lobi dari pertai pendukung Jokowi-JK dengan Demokrat.

"Kita tidak inginkan posisi menteri. Kan sudah ditegaskan Demokrat di luar pemerintah. Kalau mau lobi-lobi ya ke Ketua Umum. Tapi kita tidak siapkan menteri," tegas Syarief.

Ia juga mengatakan bahwa Fraksi Partai Demokrat di DPR tidak akan berseberangan dengan pandangan DPP Partai Demokrat yang mendukung mekanisme pemilihan kepala daerah (pilkada) dikembalikan ke DPRD.
"Enggak mungkin berseberangan," tegas Syarief.

"Fraksi itu perpanjangan tangan partai, jadi harus patuh. Kalau tidak mematuhi, tentu ada konsekuensi sesuai pakta integritas yang ditandatangani bersama seluruh kader Partai Demokrat," jelas Syarief.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ini pun berharap pengesahan RUU Pilkada tidak ditempuh melalui pengambilan suara terbanyak atau voting.

"Mudah-mudahan kita bisa membangun kebersamaan. Musyawarah mufakat harus tetap diutamakan untuk mencapai keputusan bersama," demikian Syarief.

Sumber: Rmol.com