Jokowi Bakal Libatkan Ketua Parpol untuk Tentukan Calon Menteri

JAKARTA(BangsaOnline)Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) tetap akan mmelibatkan ketua partai anggota koalisi Indonesia Hebat untuk menentukan bursa calon menteri. "Kamu tuh bisa mengusulkan, apalagi ketua partai," ujarnya, Selasa, 26 Agustus 2014.
Penentuan susunan kabinet baru, menurut Jokowi, akan ditentukan pertengahan September seusai dibahas dengan wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla. Pandangan dari partai koalisi pun akan diikutsertakan. "Kalau ada yang tidak sepakat? Ya dibuat agar sepakat," katanya.

Jokowi membentuk Tim Transisi yang menyiapkan opsi postur pemerintahan lima tahun mendatang. Sebelumnya, Wakil Kepala Tim Transisi Andi Widjajanto mengatakan timnya hanya memberikan opsi mengenai arsitektur kabinet dan kelembagaan. "Tim tak mengajukan nama," katanya.

Menurut Jokowi, keterlibatan ketua partai diperlukan untuk memberi masukan tentang formasi kabinet yang ideal. Hanya saja, mereka belum bisa dilibatkan lantaran kesibukan masing-masing. "Yang satu bisa, yang lain enggak, yang satu pulang, yang satu pergi. Nanti ketemu ketua-ketua partai dulu," ujarnya.

Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengatakan perampingan struktur kabinet dan kementerian sepenuhnya bergantung keputusan presiden terpilih, Joko Widodo. "Ya nanti Pak Jokowi yang akan menentukan," kata Hasto di Rumah Transisi, Selasa, 26 Agustus 2014.

Jumlah kementerian saat ini, kata Hasto, belum begitu ideal, sehingga perlu dirampingkan. "Kami hanya melihat ada persoalan overlapping antara satu kementerian dan kementerian lain," kata dia.

Hasto tidak memaparkan mengenai opsi perampingan kementerian yang akan dipilih Jokowi. "Kami tidak bisa berbicara apakah struktur kabinet akan kurus atau gemuk. Kami di luar dikotomi tersebut," kata dia.

Menurut Hasto, ihwal perampingan jumlah kementerian seharusnya ditanyakan langsung kepada presiden terpilih, karena hal tersebut merupakan kewenangannya. "Diperlukan integrasi antar-kementerian. Hal terkait tentu saja sepenuhnya kewenangan presiden terpilih, Pak Jokowi," kata Hasto.

Tim Transisi bentukan Joko Widodo sedang menyiapkan opsi postur pemerintahan lima tahun mendatang. Sebelumnya, Andi Widjajanto mengatakan timnya hanya memberikan opsi mengenai arsitektur kabinet dan kelembagaan. Namun tim tak mengajukan nama.

Tim tersebut membahas kemungkinan peleburan sejumlah pos kementerian. Namun tak tertutup kemungkinan akan dibuat pos kementerian baru. "Opsi diberikan ke Pak Jokowi dengan argumentasi-argumentasinya," kata Andi pekan lalu.

Jokowi sendiri mengatakan gaya pemerintahannya akan berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, termasuk soal kabinet dan lembaga pemerintahan.

"Kami kan punya visi-misi. Kami juga punya gaya kepemimpinan yang berbeda, masak sama," ujar Jokowi di Balai Kota, Senin, 11 Agustus 2014. Namun Jokowi tak merinci akan seperti apa kementerian pada masa pemerintahannya nanti. "Saya tak bicara soal dirampingin dan digemukin. Sekarang ini masih diproses."

Menurut Jokowi, kementerian harus disesuaikan dengan visi-misi yang menjadi fokus dalam pemerintahan. Ia mencontohkan, jika pemerintah ingin berfokus pada pengolahan hasil laut, harus ada kementerian maritim. "Misalnya juga, mau fokus swasembada pangan, harus ada lembaga yang menanganinya," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini pihaknya masih merancang program-program yang akan dijalankan pada masa pemerintahannya nanti. Soal kabinet, menurut dia, baru bisa dibicarakan pada pertengahan September.

Jokowi membentuk tim transisi yang berkantor di Jalan Situbondo 10, Menteng. Tugas, pokok, dan fungsi tim ini yakni membahas teknis dan menjabarkan implementasi visi-misi Joko Widodo-Jusuf Kalla. Tim ini diisi oleh tokoh dengan pelbagai latar belakang.

Kepala Staf Tim Transisi dipegang Rini M. Soemarno, Menteri Perdagangan era Megawati Soekarnoputri. Sedangkan anggotanya, antara lain, akademikus yang juga Rektor Universitas Paramadia, Anies Baswedan; dan Andi Widjajanto, akademikus dari Universitas Indonesia. Kemudian dua politikus: Hasto Kristiyanto, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan; dan Akbar Faizal, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat.

Sumber: tempo.co.id