Gawat! Vaksin Ebola Paling Cepat Tahun 2015

Gawat! Vaksin Ebola Paling Cepat Tahun 2015 repro dw.de

GUINEA (bangsaonlione) - Uji klinik eksperimental untuk mengatasi virus , yang rencananya akan tersedia untuk publik tahun depan, akan segera dimulai.

mengutip dw.de, Wabah telah merenggut nyawa hampir 1000 orang di Afrika Barat dan penyakit ini masih dapat terus tersebar selama berbulan-bulan. Hingga kini belum ada obat atau yang terbukti mampu mencegah seseorang terinfeksi . Skala wabah virus ini memaksa organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutnya sebagai kondisi darurat kesehatan dunia.

GlaxoSmithKline (GSK) telah memproduksi eksperimental dengan hasil menjanjikan dalam penelitian yang melibatkan primata. Kini studi itu memasuki Fase pertama uji coba pada manusia yang masih menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Minggu (10/08/14), juru bicara perusahaan GSK mengatakan, uji klinik akan dimulai "tahun ini". Sementara mitra GSK, lembaga nasional penyakit alergi dan infeksi AS (NIAID) dalam pernyataan di situsnya mengatakan, uji klinik paling cepat akan dilakukan "awal musim gugur 2014".

Walau uji klinik kelak dilakukan sangat cepat, baru tidak akan siap sebelum 2015. Ini pun jika semua berjalan sesuai harapan.

"Kami masih di tahap awal pengembangan dan prosesnya masih panjang," ujar jubir GSK yang menolak untuk memberikan perkiraan waktu peluncuran obat.

Vaksin uji coba ini berdasarkan adenovirus simpanse yang diinjeksi dua gen , yang artinya tidak mengandung materi virus yang menular. Adenovirus dikenal sebagai penyebab penyakit flu biasa.

Saat memasuki sel dan mengantarkan muatan genetiknya, dua gen yang diinjeksi memproduksi protein yang membangkitkan respon kekebalan tubuh - adenovirus yang membawa gen tersebut tidak mengalami replikasi lebih lanjut.

Obat Eksperimental

Keputusan untuk mencoba obat yang masih dalam taraf eksperimental terhadap dua warga AS yang terinfeksi ebola menyulut kontroversi etis, karena ebola sudah merenggut nyawa hampir 1.000 warga Afrika.

Walaupun debat sudah tersulut, mengingat sudah banyaknya korban jatuh di Afrika, para pakar di AS mengatakan, itu bisa dibenarkan secara etis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, pihaknya menjadwalkan pertemuan khusus pekan depan. Dalam pertemuan akan ditelaah penggunaan obat yang masih dalam tahap eksperimental, untuk penyebaran ebola di Afrika Barat. Obat yang dinamakan ZMapp itu kini sudah digunakan untuk mengobati dua pekerja organisasi kemanusiaan AS, Samaritan's Purse.

ZMapp masih dalam tahap awal pengembangan, dan sebelum digunakan pada kedua warga AS, obat ini baru diujicobakan pada monyet. Oleh sebab itu obat ini juga tidak diproduksi dalam jumlah banyak, dan belum ada bukti bisa mengobati atau menyembuhkan ebola. Tetapi kondisi kedua pekerja kemanusiaan tersebut, Kent Brantly dan Nancy Writebol, sudah menunjukkan perbaikan sejak diberikan obat tersebut.

Mengapa tidak di Afrika?

Berita tersebut segera disambut seruan untuk menyebarkan obat di Liberia, Sierra Leone dan Guinea, di mana korban ebola sudah sangat banyak. Nigeria, di mana tujuh kasus ebola sudah terkonfirmasi, kini mengumumkan diadakannya pembicaraan dengan badan penanggulangan penyakit menular AS, Centers for Disease Control. Mereka menanyakan kemungkinan untuk memperoleh ZMapp.

Sementara itu, tiga pakar ebola terpenting, termasuk Peter Piot, salah satu penemu virus itu pada tahun 1976, mendesak agar ZMapp disebarluaskan. "Kemungkinan besar, jika menyebar di seluruh Afrika Barat, badan berwenang akan memberikan obat eksperimental atau kepada orang yang terancam akan terjangkit," demikian pernyataan ketiga pakar itu, seperti diberitakan harian AS Los Angeles Times. "Negara-negara Afrika, di mana ebola sekarang merajalela harus mendapat kesempatan sama," demikian ditambahkan.

Mapp Pharmaceuticals, perusahaan AS yang memproduksi obat itu menyatakan, keputusan apapun untuk menggunakan obat tersebut harus diambil dokter yang merawat pasien, dalam lingkup peraturan yang berlaku. Perusahaan itu juga menambahkan, mereka sedang bekerja untuk menambah produksi.

Mengambil risiko?

Sumber: dw.de

Lihat juga video 'Tidak Mau di Vaksin, Wanita ini Malah Minta Ditembak Polisi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO