Warga Desa Bulusari Tolak Penggusuran Makam untuk Pembangunan Bandara

Warga Desa Bulusari Tolak Penggusuran Makam untuk Pembangunan Bandara Sebuah poster membentang sebagai bentuk penolakan penggusuran makam.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Rencana pembangunan bandara di Kediri, menemui sedikit ganjalan. Gara-gara harus menggusur tanah makam, Warga Dusun Pojok, Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri menolak rencana itu.

Penolakan sudah dapat diketahui sejak memasuki kawasan ini. Sepanjang jalan Dusun Pojok menuju pemakaman ditulisi penolakan. Aksi vandalisme tersebut juga sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap perangkat pemerintah desa yang tidak menyuarakan aspirasi warga.

Nama bayan, ketua RT dan RW, disebut-sebut dalam tulisan ini. Bahkan, sebuah batu nisan bertuliskan bayan dengan cat warna merah ditancapkan di makam. Sementara banner besar terpasang melintang. "Kami sedang berjaga di makam, karena khawatir ada pihak pihak tertentu datang untuk mengukur lahan makam. Kami tegas menolak, karena ini leluhur kami," ujar salah seorang warga yang rela berjaga di makam umum ini.

Ada tujuh orang warga yang berjaga-jaga. Mereka duduk-duduk di makam yang memiliki luas kurang lebih 1.000 meter persegi itu. Menurut mereka, penjagaan ini dilakukan secara bergiliran. Semuanya kompak menolak, menyusul kesepakatan dari hasil musyawarah warga, khususnya para pemuda setempat, Senin malam lalu.

Ali Mustofa, tokoh masyarakat Dusun Pojok mengaku, mendengar rencana pengembang akan melakukan pengukuran lahan makam, Selasa (14/8) lalu. Malam hari sebelum rencana itu terealisasi, kalangan pemuda bertemu untuk bermusyawarah.

“Dalam pertemuan kami menyepakati untuk menolak penggusuran makam. Lahan makam disebut sebut masuk kawasan yang akan dibebaskan untuk proyek bandara. Lalu malam itu juga kami membuat tulisan tulisan penolakan di sepanjang jalan," katanya.

Tak hanya melakukan aksi vandalisme. Keesokan harinya warga menggelar unjuk rasa, Rabu (15/8). Pagi hari warga sudah mendatangi makam. Mereka membawa berbagai poster penolakan dan juga memasang baliho. Warga bermasud menghadang pengembang yang akan datang untuk mengukur lahan makam.

"Kami lakukan penghadangan rencana pengukuran untuk memangkas proses penggusuran makam. Saat itu ada dari pihak Polsek Grogol dan juga Koramil Grogol, ada perwakilan perusahaan pengembang. Akhirnya pengukuran batal dilaksanakan," beber Ali.

Menurutnya, ada beberapa alasan penolakan terhadap rencana penggusuran makam. Selain untuk mempertahankan leluhur, mereka menganggap bahwa rencana pendirian bandara belum jelas. Sebab, selama ini pemerintah belum mensosialisasikan kepada masyarakat.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO