Permintaan Semen Meningkat, Harganya Malah Anjlok

Permintaan Semen Meningkat, Harganya Malah Anjlok Stok semen melimpah, harga terus menurun. (ft-yuyun/BANGSAONLINE)

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Musim proyek, mestinya berbanding linier dengan kenaikan sejumlah harga material. Namun demikian, dinamika tersebut justru berbanding terbalik. Pada beberapa bulan terakhir ini, harga semen kemasan 40 kilogram (kg) malah turun.

Hengki, salah seorang pemilik toko besi dan bangunan di Pacitan, mengatakan, sudah hampir tiga bulan ini, harga semen beberapa merek memang cenderung turun. Semula, semen yang sudah puluhan tahun dikenal masyarakat, dibanderol seharga Rp 51.000/sak (kemasan 40 kg). Akan tetapi saat ini, turun menjadi Rp 41.000.

Sedangkan semen merek lain yang belum lama ini dikenalkan ke masyarakat, hanya dijual seharga Rp 38.000/sak. "Kebiasaan, ketika permintaan tinggi, tentu harga akan meningkat. Namun sekarang ini, disaat permintaan tinggi harga semen malah turun," tuturnya, Rabu (16/11).

Menurut warga keturunan Tionghoa ini, menurunnya harga semen lebih dipengaruhi masifnya iklim kompetisi masing-masing produsen semen. Selain itu, ketersediaan semen di masing-masing daerah, jauh lebih banyak dari permintaan.

"Mungkin kondisi itu yang menstimulus masing-masing produsen semen berlomba-lomba menurunkan harga," jelas Hengki pada awak media.

Sementara itu, untuk harga material lainnya, lanjut dia, sejauh ini masih stabil. Termasuk besi cor, yang biasanya mengalami kenaikan, namun saat ini belum ada perubahan. Demikian juga dengan klitikan, yang menurut Hengki, tidak mengalami perubahan.

Terkecuali klitikan impor, seperti halnya gembok, kunci pintu, kadang kala memang terjadi fluktuatif harga. "Biasanya ketika stok terbatas, harga dipastikan naik. Terutama barang-barang klitikan produksi dari China," tandasnya. (yun)