Terus Diserang, Elektabilitas Prabowo Justru Menanjak

SURABAYA (bangsaonline) - Beredarnya dokumen Dewan Kehormatan Perwira (DKP) soal pemberhentian Prabowo dan sejumlah black campaign (kampanye hitam) lainnya, tak mempengaruhi elektabilitas Prabowo. Hal itu diungkapkan, Direktur Utama Lembaga Survei Proximity Whima Edy Nugroho

Pihaknya melihat, pertarungan opini para mantan jenderal di kubu Prabowo-Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla makin menghangat. Hal itu bisa dilihat dari manuver sejumlah elit dalam kasus Babinsa, beredarnya dokumen DKP mengenai pemecatan Prabowo dan sejumlah black campaign lainnya.

"Ada kecenderungan para mantan jenderal di bekalang Jokowi-JK sengaja menghembuskan isu masa lalu untuk menjatuhkan elektabilitas Prabowo. Tapi tak mempengaruhi elektabilitas Prabowo-Hatta. Nyatanya, semakin hari elektabilitas pasangan tersebut malah menanjak," katanya, Kamis (12/6).

Menurut dia, keterlibatan para purnawirawan TNI itu harus mengedepankan etika politik agar tidak menciderai proses demokrasi di Indonesia. Di samping itu mantan tentara seharusnya tidak mencoba mempengaruhi TNI aktif dan memanfaatkan fasilitas negara untuk tujuan kelompoknya atau kandidat yang didukung.

"Tidak masalah mereka terlibat dukung mendukung kandidat tertentu, asalkan tetap mengedepankan etika. Apalagi sampai membocorkan dokumen rahasia negara, itu sudah tidak etis," ujarnya.

Whima menegaskan, sejumlah isu seperti HAM dan pemberhentian dengan hormat dari militer tidak mempengaruhi elektabilitas Prabowo-Hatta. "Kalau dua atau tiga bulan lalu Jokowi-JK masih bisa jumawa akan menang. Tapi sekarang masyarakat sudah cerdas dan bisa memilih pasangan yang punya kemampuan memimpin. Kedua kandidat memang punya kelebihan dan kekurangan, biarlah masyarakat Indonesia memilih kandidat yang dikehendaki," tegasnya.

Terpisah, dukungan terhadap pasangan Prabowo-Hatta di Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 terus mengalir. Kemarin, elemen masyarakat yang menamakan diri "Tim Jawa Timur Bangkit" mendeklarasikan diri untuk pemenangan pasangan nomor urut 1. Tim pemenangan yang berada di bawah binaan mantan bupati Bangkalan RKH. Fuad Amin Imron. Mereka memilih mendukung Prabowo-Hatta lantaran dinilai mampu membangun peradaban baru Indonesia yang lebih berdaulat, bermartabat, mandiri, berkarakter, adil, makmur dan sejahtera. Pernyataan itu disampaikan Ketua Dewan Pengarah Tim Jawa Timur Bangkit, Mohammad Nizar Zahro.

"Untuk mewujudkan cita-cita nasional tersebut dibutuhkan seorang presiden dan wakil presiden yang visioner, tegas, amanah, berkarakter dan pro rakyat, serta mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia baik di tingkat nasional maupun di dunia internasional. Itu ada pada sosok pasangan Prabowo-Hatta karena bibit, bebet dan bobotnya jelas dan bagus," ujar Nizar Zahro.

Lihat juga video 'Soal Anggaran Menhan untuk Alutsista Rp 1.700 Triliun, Ini Komentar Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO