Masjid Al Abror Pekauman, Masjid Tertua di Sidoarjo

Masjid Al Abror Pekauman, Masjid Tertua di Sidoarjo Tampilan salah satu sisi masjid Al Abror Pekauman Sidoarjo. foto: rizky alfian/BANGSAONLINE

Kini Masjid Al Abror mengalami renovasi sebanyak lima kali. Dan terakhir renovasi dilakukan pada tahun 2007 oleh Pemerintah Kabupaten yang menghabiskan dana sebesar 6 miliar tersebut. Meskipun sering direnovasi, ciri khas bangunan masjid tersebut masih tersedia yakni pintu sebelah utara masjid. “Itu memang kesepakatan pengurus dari dulu agar tidak menghilangkan nilai sejarah bangunannya mas,” ujarnya. 

Sentra Kue

Sementara Kampung Lawas Pekauman sebagai destinasi wisata sejarah dan religi di , kini penduduknya berencana menjadikan sebagai kampung aneka kue. Demikian dikatakan oleh Paiman selaku mantan lurah, saat ditemui dikediamannya, Kamis (29/09/2016) pagi.

Pekauman termasuk perkampungan yang padat dengan jumlah penduduk 4.869 jiwa (460 KK) dengan luas 8,42 hektar. Masyarakatnya 90 persen pemeluk agama Islam dan 10 persen pemeluk Nasrani, Konghucu, dan Budha. Dulunya daerah kampung ini adalah pusat pemerintahan kota yang masih disebut Kadipaten Sidokare. Kebanyakan penduduk di kampung tersebut saat ini menekuni usaha berbagai macam kue dan camilan.

“Kawasan religi di kan tidak hanya disini saja mas, contohnya di Pagerwojo ada makam Mbah Ali Mas’ud dan makam Dewi Ayu Sekardadu (Ibunda Sunan Giri ). Tetapi disini masih menjaga tradisi sejarah terdahulu yakni berdagang,” ungkap dia. Dirinya menjelaskan juga bahwa melalui berdagang, perekonomian dikampungnya bisa meningkat seperi saat ini. Sehingga penduduk kampung tersebut merencanakan untuk dijadikan “Kampung Aneka Kue Kauman”.

Berbeda dengan kampung-kampung lawas di Surabaya yang setidaknya banyak wisatawan datang untuk berkunjung. Di Kampung Lawas Pekauman ini, banyak wisatawan yang berkunjung ketika bulan Ramadhan tiba. Selain Ramadhan, kampung ini hanya disibukkan untuk megenalkan dan meningkatkan usahanya dengan berdagang di luar kampungnya, salah satunya adalah berjualan kue dan camilan lainnya.

Terbentuknya paguyuban Kauman yang terdiri atas pengusaha, pegawai, dan pedagang tersebut menjadi bukti keseriusan seluruh lapisan masyarakat kampung tersebut dalam mengembangkan program-program UKM Kampung Pekauman sebagai wisata sejarah dan religi. Semakin gencarnya kampung Pekauman ini sejak tahun 2006 lalu saat digelarnya festival kuliner Ramadhan yang menyajikan menu khas Kauman yaitu Kolak Srikaya.

“Setiap hari Minggu, penduduk sini berkumpul dengan mengadakan kegiatan pelatihan hingga pengajian mas, kan disini termasuk kawasan religi juga. Jadi, kegiatannya bervariasi tidak berfokus pada pengembangan UKM kampung,” jelas dia. Saat ditanya mengenai kapan dijadikan kampung kue? Dirinya mengaku tidak bisa memastikan karena menunggu keputusan dari pihak yang bersangkutan. Pemkab juga merencakan untuk membangun waterfront city atau wisata air di area sungai perbatasan antara kampung pekauman dan kampung Jetis. Sehingga dirinya berharap hal tersebut bisa diminati wisatawan khususnya wisatawan lokal.

Disisi lain, Lutfi, selaku ketua RT05 sekaligus pengusaha kue dikampungnya mengapresiasi dukungan penuh Pemkab dengan digelarnya pelatihan pembuatan label, penyuluhan sertifikasi halal, peduli UKM tersebut yang akhirnya mendapatkan NPWP untuk usahanya.Hal ini merupakan langkah awal tumbuhnya UKM di kampungnya, sehingga kampungnya akan banyak dikunjungi wisatawan. (rizkyalvian/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kecelakaan Karambol di Medaeng Sidoarjo, Truk Tabrak Tiga Mobil Hingga Terguling':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO