Siswa PAUD Bingung Tempat Belajar, Sekolahnya Ikut Dieksekusi untuk Proyek Tol Moker

Siswa PAUD Bingung Tempat Belajar, Sekolahnya Ikut Dieksekusi untuk Proyek Tol Moker Siswa PAUD TAPAS II hanya bisa meratapi bangunan sekolahnya yang sudah rata dengan tanah. foto: RONY SUHARTOMO/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Eksekusi lahan proyek tol Moker (Mojokerto - Kertosono) juga menjadi kendala proses belajar mengajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Taman Pembinaan Anak Sholeh (TAPAS) II, di Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (01/9/).

Mau bagaimana lagi, ruang kelas lama yang dihuni 40 siswa itu terpaksa harus dirobohkan. Itu setelah sehari sebelumnya, panitera Penggadilan Negeri (PN) Jombang membacakan surat keputusan nomor 16/Pdt.Eks.LL/2016/PN.Jbg tentang eksekusi lahan terdampak pembangunan jalan tol Mojokerto-Kertosono (Moker) seksi II. Para siswa ini pun terpaksa harus mengalah demi pembangunan yang katanya guna mensejahterakan masyarakat itu.

Sayangnya, proses eksekusi itu tak berbanding lurus dengan upaya pemerintah untuk tetap menjamin pendidikan bagi warganya. Betapa tidak, para siswa ini ternyata masih bingung akan belajar di mana pasca gedung tempatnya menimba ilmu itu rata dengan tanah. Sebab, pemilik sekolah belum juga membangunkan ruang baru untuk belajar puluhan siswa PAUD TAPAS II itu.

(BACA: Eksekusi Rumah untuk Jalan Tol Joker di Kesamben Ricuh, Warga Ancam Bunuh Diri)

"Sebenarnya kami sangat sedih, karena sekolah ini harus dibongkar. Terus bagaimana kelanjutan sekolah anak-anak ini," ungkap Endang, orang tua siswa asal Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang, kepada wartawan, Kamis (01/9).

Salah satu wali murid mengatakan, sebenarnya ia tidak pernah menolak rencana pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. Namun tentunya harus diimbangi dengan keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak ini. Terlebih lagi, sekolah yang terkena gusur akibat proyek pembangunan tol Moker sepanjang 40,5 kilometer ini merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak-anak.

"Seharusnya sebelum dibongkar disiapkan dulu ruang sekolah untuk anak-anak ini, tidak seperti ini lesehan. Biasanya mereka berada di ruang kelas yang terpisah. Namun sekarang jadi satu. Kasihan anak-anak ini," tutur Endang.

(Kondisi belajar mengajar di PAUD TAPAS lI)

Endang pun tak tahu bagaimana nasib pendidikan anaknya, pasca eksekusi yang akan dilakukan siang ini. Pihak sekolah belum memberikan kejelasan perihal kelanjutan proses belajar mengajar di PAUD TAPAS II itu. Endang pun masih menunggu kejelasan dari pengelola sekolah.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO