Pekan ASI Dunia, Momentum Kampanyekan Gerakan Ibu Menyusui

Pekan ASI Dunia, Momentum Kampanyekan Gerakan Ibu Menyusui

SURABAYA, BANGSAONLINIE.com - Badan kesehatan dunia atau WHO menjadikan pekan pertama dalam bulan Agustus sebagai Pekan ASI Dunia. Seperti tahun sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh ibu di Indonesia untuk berpartisipasi dalam pekan ASI mulai tanggal 1-7 Agustus tak terkecuali bagi para ibu yang bekerja.

Di Jawa Timur, Pekan ASI Dunia disambut positif oleh Mochammad Eksan, anggota DPRD Jatim Komisi E yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra). Menurut Eksan air susu ibu (ASI) bukan sekedar asupan makanan bagi anak tapi punya manfaat besar bagi anak karena mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh dan perkembangan anak. Karena itu, Eksan berharap Pekan ASI ini menjadi momentum bagi kampanye gerakan ibu menyusui.

“Saya berharap gerakan ibu menyusui ini tidak hanya terjadi dalam sepekan ini saja. Justru Pekan ASI ini harus dijadikan momentum untuk kampanye gerakan ibu menyusui di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Saya berharap ibu-ibu di Jatim bisa memberikan ASI eksklusif selama dua tahun,” tutur Eksan, Senin (1/8).

Dia berharap Pemprov Jatim menyediakan ruang menyusui atau ruang laktasi di ruang publik seperti kantor pemerintahan, pasar dan pusat perbelanjaan. Dengan begitu, para ibu bisa menyusui anaknya setiap saat. Namun sayangnya, fasilitas itu masih minim, bahkan di kantor pemerintahan sekalipun.

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini juga mengimbau, pihak swasta atau perusahaan juga bisa menyediakan tempat penitipan anak bagi karyawati mereka yang mempunyai anak. Dengan demikian, para ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI eksklusif ke anak mereka. Sebab, selama ini rata-rata ibu yang bekerja hanya mampu memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, karena terkendala pekerjaan.

“ASI eksklusif itu idealnya dua tahun dan itu sebaiknya diberikan langsung oleh ibu. Sebab menyusui itu bukan hanya sekedar memberi asupan makanan kepada anak tapi juga memberikan dekapan kehangatan dan kasih sayang. Karena itu, kelak anak tersebut menjadi anak yang sehat dan berbudi pekerti luhur,” imbuh pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam II, Jember itu.

Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Jember ini memberi apresiasi terhadap kebijakkan Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa yang memberikan dana Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp1,2 juta bagi ibu hamil dan yang memiliki balita. Dana itu tentunya bisa digunakan untuk membelikan makanan tambahan sehingga angka gizi buruk anak bisa berkurang.

Eksan juga mengimbau agar Pemprov Jatim merevitalisasi gerakan pos pelayanan terpadu (Posyandu). Sebab, program itu sejatinya bagus tapi gerakannya sporadis karena berdasarkan azas sukarela. Padahal, kalau program Posyandu ini didukung oleh pemerintah dengan anggaran dan fasilitas yang memadai, bisa menjadi gugus tugas terdepan dalam memerang gizi buruk anak dan menekan angka kematian ibu melahirkan.

“Gerakan Posyandu dan para kader Posyandu harus didukung pemprov, karena mereka bisa menjadi gugus tugas terdepan dalam mengatasi masalah kesehatan dan sosial di masyarakat. Sebab para kader Posyandu ini adalah orang yang mengerti kondisi masyarakat di wilayah tersebut,” pungkas Eksan. (mdr/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO