JEMBER (BangsaOnline) - 50 orang perwakilan pengurus PGRI se-Kabupaten Jember mendatangi kantor Dinas Pendidikan setempat. Mereka menuntut pencairan Tunjangan Profesi Pendidikan (TPP) bulan Januari sampai Maret yang hingga kemarin belum juga diberikan.
Salah seorang pengurus PGRI Jember, Junaedi mengatakan, dari sekitar 9 ribu orang guru penerima TPP, baru 2 ribu orang yang sudah dicairkan. Sedangkan 7 ribu orang guru lainnya sampai saat
ini belum menerima.
''Padahal seharusnya bulan April tunjangan profesi sudah bisa dicairkan,'' katanya.
Menurut Junaedi, Dispendik beralasan bahwa TPP tidak bisa dicairkan karena terjadi ketidakcocokan data pokok pendidikan atau Dapodik sebagian besar guru. Namun kenyataannya, kata dia,
ada sejumlah guru yang mengalami masalah Dapodik tetapi bisa
mencairkan tunjangan profesi setelah membayar sejumlah uang.
''Di sinilah kemudian PGRI mencurigai adanya indikasi rekayasa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, dengan menjadikan Dapodik tidak valid sebagai alasan untuk tidak mencairkan tunjangan profesi,'' katanya.
Dalam aksi tersebut, para guru tidak memperoleh penjelasan yang memuaskan. Bahkan tidak ada kejelasan kapan tunjangan tersebut bisa dicairkan.
''PGRI akan membentuk tim yang beranggotakan 10 orang. Tim inilah nantinya yang akan memperjuangkan pencairan tunjangan profesi milik 7 ribu orang guru yang tertinggal,'' katanya.













