Tuntut PBNU Dibersihkan dari PKI, Syiah dan Liberal, Kiai-Kiai Desak Said Aqil Mundur

Tuntut PBNU Dibersihkan dari PKI, Syiah dan Liberal, Kiai-Kiai Desak Said Aqil Mundur Para kiai peserta Halaqah Kiai dan Ulama Pesantren se-Indonesia di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Plumbon, Batang, Jawa Tengah, 16 Mei 2016. foto: bangsaonline.com

Sementara KH A Hasyim Muzadi ketika memberi pengantar halaqah menyampaikan pertanyaan menggelitik: mampukah NU menghadapi persoalan bangsa sementara rumah tangga NU sendiri bermasalah?

Menurut pengasuh pesantren mahasiswa al-Hikam Depok Jawa Barat itu kini Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan baik internal maupun eksternal. ”Baik tantangan ideologi yang berpotensi memecah kehidupan bernegara hingga tantangan politik, ekonomi, kebudayaan dan moral,” katanya.

Menurut dia, munculnya berbagai aliran dan paham keagamaan yang masuk bersamaan dengan era keterbukaan dan reformasi menjadikan paham Aswaja seperti paham asing di negeri sendiri. ”Ini akan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi Nahdhatul Ulama,” tegas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.

Kiai Hasyim sangat menyayangkan karena pada kondisi bangsa berada dalam keadaan kritis, NU masih dihadapkan dengan persoalan rumah tangga sehingga banyak program dan agenda strategis yang tidak berjalan dengan baik. ”NU tidak lagi berperan sebagai jimat yang senantiasa mampu menyelesaikan persoalan bangsa karena dalam tubuh NU sendiri juga sedang ada persoalan,” katanya.

(Baca: Parpolisasi NU, Ruh NU Bisa Hilang, KH Hasyim Muzadi: Dulu Gus Dur Tak Campuraduk NU-PKB)

Menurut dia, untuk mengembalikan kebesaran dan kejayaan NU maka forum kiai dan ulama pesantren se-Indonesia ini harus mengajak seluruh komponen NU baik struktural maupun kultural kembali pada khittah 1926.

”NU harus punya itikad untuk menjernihkan kembali manhaj dan fikrah Ahlusunnah Wal Jamaah,” katanya.

NU – kata dia – juga harus memformulasikan dan mengembangkan Aswaja yang sejalan dengan tantangan modernitas. Upaya pengembangan Aswaja harus dilakukan tanpa menyeleweng dari fikrah nahdhiyyah untuk menghadapi kemajuan zaman.

(Baca: Kontroversi Kang Said, Ada yang Dorong Ahok Ketua , Warga NU: Apa Hary Tanoe Rais Am?)

”NU harus mampu melepaskan diri dari jebakan politik praktis agar NU dapat menjaga kemandiriannya,” katanya sembari menegaskan bahwa NU harus mengacu kepada mabadi’ khoiru ummah (prinsip-prinsip untuk membangun kebaikan dan kesejahteraan umat) dengan cara penguatan gerakan sosial, ekonomi dan pendidikan. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO