BANYUWANGI (bangsaonline) – Meskipun kondisi gunung berapi IjenBanyuwangi masih memasuki status Waspada sejak ditetapkan 26 Agustus 2013 lalu hingga hari ini, namun Selasa 6 Mei 2014 amplitudo gempa tremor dan suhu kawah mengalami peningkatan.
Kepala Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Ijen pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bambang Heri Purwanto ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa 6 Mei 2014 menyampaikan, gempa tremor yang terjadi pada dasarnya sudah menurun jumlahnya. Namun, untuk amplitudo gempa tremor itu sendiri meningkat.
BACA JUGA:
- Bupati Banyuwangi Gelar Halalbihalal Bersama Ribuan Pegawai Pemerintah
- Berikut 5 Gunung dengan Pemandangan Terbaik di Jawa Timur, Referensi untuk Libur Lebaran
- Dongkrak Pencatatan KI Komunal, Kemenkumham Gandeng Pemkab Banyuwangi-Dewan Kesenian Blambangan
- Geopark Ijen Resmi Ditetapkan Sebagai UNESCO Global Geopark
"Biasanya hanya 2 sampai 4 mm, saat ini meningkat menjadi 6 mm amplitudonya," ungkap Heri.
Peningkatan amplitudo gempa tremor ini, juga diikuti dengan meningkatnya suhu kawah. Pengamatan pada 30 April 2014 lalu, suhu permukaan kawah menjadi 23 derajat celcius. Sedangkan suhu kawah pada kedalaman 5 meter meningkat dari 36 derajat menjadi 42 derajat celcius. "Air kawah terlihat mendidih, ditandai dengan adanya buih di permukaan kawah, dan warna sebagian besar air kawah menjadi putih keruh," ungkap Heri.
Dengan adanya perubahan warna air kawah ini, pihak PPGA Ijen, Heri memberikan rekomendasi kepada Pemkab Banyuwangi melalui BPBD, untuk mensterilkan areal kawah dengan radius 1 KM. "Kami mengharapkan wisatawan dan masyarakat untuk menjauhi kawah demi keselamatan pribadi. Hal ini sudah kami rekomendasikan ke Pemkab Banyuwangi dan BPBD," ujar Heri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News