Lapindo Ngotot Ngebor Lagi karena di Tanggulangin Ada 8 Triliun Standar Kaki Kubik

Lapindo Ngotot Ngebor Lagi karena di Tanggulangin Ada 8 Triliun Standar Kaki Kubik Lumpur Lapindo. Foto: Antara

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kepala Bidang ESDM Dinas Koperasi, Perdagangan, Perindustrian, dan ESDM Sidoarjo, Agus Darsono, mengatakan cadangan gas yang ada di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, mencapai 8 triliun standar kaki kubik. 

"Di Tanggulangin masih ada 8 triliun standar kaki kubik yang belum dieksplorasi. Kalau tidak dilakukan ekplorasi kan sayang," katanya saat ditanya rencana Brantas Inc melakukan pengeboran sumur baru di Sumur Tanggulangin 1, Jumat, 8 Januari 2016.

Adapun, kata dia, saat ini produksi gas di wilayah Sidoarjo hanya sekitar 4 juta standar kaki kubik per hari. "Kalau tidak dilakukan pengembangan lapangan baru tentu tidak akan meningkatkan produksi. Sementara produksi gas semakin menurun."

Perusahaan minyak dan gas Brantas Inc berencana melakukan pengeboran sumur baru di Sumur Tanggulangin 1 di Desa Kedungbanteng. Sumur baru itu diprediksi mampu berproduksi gas 5-10 juta standar kaki kubik per hari. 

Sebelumnya Public Relations Manager Brantas Inc, Arief Setya Widodo, mengatakan sudah ada lima sumur pengeboran di Tanggulangin. "Namun yang berproduksi hanya tiga sumur. Karena itu perlu dilakukan pengeboran," katanya.

Persiapan pengeboran sudah dilakukan Brantas Inc dengan melakukan pengurukan tanah mulai Rabu kemarin. Namun hari ini, Sabtu, 9 Januari 2015, kegiatan itu dihentikan. Belum diketahui pasti apakah penghentian itu disebabkan pemerintah menyetop rencana pengeboran. Public Relations Manager Brantas Inc Arief Setya Widodo sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat dan telepon Tempo tak kunjung dibalas.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, mengatakan akan menghentikan rencana pengeboran di Sumur Tanggulangin 1. Sumur tersebut rencananya bakal dibor pada awal Maret tahun ini.

Wiratmaja mengaku sudah berkoordinasi dengan SKK Migas ihwal penundaan itu. "Perlu direevaluasi keamanan, aspek geologi maupun sosial," ucap Wiratmaja. Selain itu dia mengatakan Direktorat Jenderal Migas belum memberikan persetujuan ihwal keselamatan kerja pemboran dan spud in.

Sumber: Tempo.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO