Guru Main Pukul, Dua Siswa Memar

Guru Main Pukul, Dua Siswa Memar Siswa korban pemukulan menunjukkan luka memar akibat dipukul oknum guru. foto: imron/BANGSAONLINE

LUMAJANG (BangsaOnline) - Dunia pendidikan di Kabupaten Lumajang tercoreng akibat ulah guru (wali kelas) yang melakukan kekerasan kepada siswanya hanya karena tidak bisa mengerjakan soal Matematika.

Disebutkan, Khamsali SPd wali kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, tega memukul dua muridnya berinisial DEPdan AN hingga berulangkali dengan menggunakan sebatang bambu.

Akibat pemukulan itu, kedua kaki Dimas bagian betis memar hitam. Sedangkan Angga mengalami luka yang sama ditanggan sebelah kanan. Bukan hanya pemukulan yang didapat. Dua murid kelas 6 itu, harus mengerjakan pelajaran Matematika dengan berdiri selama satu jam.

Peristiwa itu terungkap saat salah satu siswa korban pemulukan, AN melapor kepada orang tua DEP jika menjadi korban pemukulan guru pada Rabu (23/4) sekitar pukul 11.00 WIB.

''Saya memang tidak tahu tentang pemukulan itu karena anak saya takut cerita. Tapi saat saya mendapat laporan dari temannya yang dipukul, saya baru bertanya pada anak saya. Ternyata anak saya sudah kena pukul hingga memar,'' tutur orang tua siswa DEP, Lutfia, Kamis (24/4).

Orang tua siswa DEP mengaku tidak terima dengan perlakuan wali kelas yang main tangan tersebut. Diakuinya, meski tidak membekas secara fisik, pemukulan tersebut berdampak pada psikologis anak. “ Trauma untuk masuk sekolah, kami akan melaporkan setelah ujian nasional selesai ke pihak berwajib “ ungkapnya.

Ulah guru tersebut sebenarnya telah dilaporkan kepada Kepala Sekolah. Namun, pihak sekolah akan memproses pelaporan tersebut dua minggu kedepan. “Tapi ini kok terkesan tidak ada tindakan riil pada guru yang bersangkutan, “ ungkap orang tua murid tersebut.

Sementara itu, ketika didatangi ke SDN 04, tak satu pun guru bersedia memberi keterangan. Begitu juga saat ditanya mengenai keberadaan kepala sekolah dan juga wali murid kelas 6.

"Tidak tahu kami, Mas. Tadi Kepsek memang di sini. Tapi tadi sudah keluar. Kalau pak Khamsali kami juga kurang tahu. Hari ini beliau tidak masuk," ujar seorang guru enggan memberi tahu namanya.

Selang beberapa menit Kepolisian Sektor Kecamatan Tempeh mendatangi SDN 04. Tiba-tiba, Khamsali datang dengan wajah tegang.

Saat diminta tanggapan, Khamsali SPd membenarkan kasus kekerasan tersebut dilakukannya. Dia mengaku melakukan tindakan tersebut lantaran ingin siswa didiknya lulus seratus persen saat Ujian Nasional mendatang.

“Pemukulan tidak dibenarkan. Saya sendiri lalai karena ada beban saya ingin anak itu sukses,“ akunya.

Di sekolah tersebut, tampak aktivitas belajar-mengajar masih berjalan seperti
biasa. Namun, di ruang kelas 6 tempat korban kekerasan belajar, terlihat AN dan DEP mengikuti pelajaran meskipun kondisi kedua kaki dan tangan memar akibat pukulan benda keras.