 Bupati, Sambari, didampingi Wabup, Moh Qosim ketika teken MoU nota keuangan APBD Perubahan 2015. (foto: syuhud/BANGSAONLINE)
																							Bupati, Sambari, didampingi Wabup, Moh Qosim ketika teken MoU nota keuangan APBD Perubahan 2015. (foto: syuhud/BANGSAONLINE)
																					GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Pemkab Gresik, memastikan kalau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Perubahan tahun 2015, yang ditarget sebesar Rp 2,7 triliun, tidak mengalami defisit (kekurangan). Sebab, kekurangan anggaran untuk belanja pembangunan pada sisa akhir tahun anggaran bisa ditutup dengan pendapatan.
Penegasan itu disampaikan Kepala DPPKD Pemkab Gresik, Dr Hj Yetty Sri Suparyati MM, Selasa(18/8). Menurut Yetty, rencana adanya defisit selama pembahasan anggaran, merupakan defisit semu. Artinya, rencana defisit itu kenyataannya, selalu bisa tertutupi. Bahkan, APBD maupun APBD perubahan, pada akhir penggunaan anggaran selalu mengalami surplus (berlebih).
Begitu juga, dengan APBD Perubahan  tahun ini. Patokan anggaran untuk belanja  pada APBD Perubahan tersebut  dipastikan  cukup. Sehingga, APBD Perubahan  tidak akan mengalami  defisit. "Cukup lah, tidak mungkin mengalami defisit,"  jelas  Yetty.
Ditambahkan dia, dalam sejarah pembahasan anggaran, baik APBD maupun APBD Perubahan, rencana defisit  tidak pernah  terealisasi. Bahkan, anggaran setelah  tutup buku (akhir tahun),  cenderang  selalu  berlebih  (surplus). Kelebihan anggaran itu kebanyakan didapatkan  dari SILPA (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran) seperti sisa anggaran lelang proyek. "Kan banyak  anggaran  dari lelang fisik itu yang sisa. Sehingga, sisa  tersebut  menjadi SILPA," terangnya.
Selain itu, kata Yetty, ada  beberapa kegiatan  yang tidak bisa  dijalankan, karena adannya kendala. Anggaran  untuk program tersebut, akhirnya tidak terpakai. Meski pun  hal itu sangat jarang terjadi.
Yetty  menjelaskan, kekuatan keuangan  APBD Perubahan  tahun 2015, ditargetkan  mencapai Rp 2,7 triliun lebih.  Anggaran sebesar  itu  berasal  dari beberapa sumber. Di antaranya, DAU (Dana Alokasi Umum), DAK (Dana Alokasi Khusus), dan pendapatan lain-lain yang sah, seperti  bagi hasil migas (minyak dan gas) dan sektor lain.
"Kami optimis kebutuhan anggaran  Rp 2,7 triliun  untuk modal pembangunan itu akan terpenuhi. Kami  pastikan tidak akan hutang  untuk menutupi  belanja pembangunan," pungkas Yetty. (hud/rvl)
 
                             
                                         
             
            
 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														










 
												