Usulkan Kiai Sholeh Darat Pahlawan Nasional, Guru Besar dan Kiai Semarang Sowan Kiai Asep

Usulkan Kiai Sholeh Darat Pahlawan Nasional, Guru Besar dan Kiai Semarang Sowan Kiai Asep Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menrima rombongan guru besar dan kiai NU yang minta menimba pengalaman tentang pengusulan ulama tokoh bangsa sebagai pahlawan nasional di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (27/4/2024) malam. Foto: m. mas'ud adnan/bangsaonline

Menurut Noor Ahmad, karya tulis tentang Kiai Sholeh Darat cukup banyak. 

Bahkan sudah ada 9 disertasi tentang Kiai Sholeh Darat. 

"Itu bagus. Disertasi itu juga bisa disebut sumber primer karena sudah dipertanggungjawabkan di depan para guru besar,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Apalagi banyak orang atau lembaga yang ingin ikut membantu pendanaan dalam pengusulan Kiai Sholeh Darat sebagai pahlawan nasional. 

 Siapa Kiai Sholeh Darat?

BANGSAONLINE menelusuri informasi tentang Kiai Sholeh Darat. Dikutip dari berbagai sumber, nama lengkapnya Muhammad Sholeh bin ʿUmar bin Muhammad Tasnim as-Samarānī. Namun ulama kondang ini dikenal sebagai Sholeh Darat as-Samarani atau Kiai Sholeh Darat.

Kenapa ada kata Darat. Konon, kata Darat itu terkait dangan tempat tinggalnya di daerah Darat di utara Semarang.

Di kalangan pemikir Islam atau cendekiawan muslim, nama Kiai Sholeh Darat sering disebut. Maklum, kontribusi keilmuan tentang Islam Kiai Shaleh Darat luar biasa. Salah satu cendekiawan muslim yang sering menyebut nama Kiai Sholeh Darat adalah Prof Dr Nurcholis Madjid (Cak Nur) dan beberapa cendekiawan muslim lainnya.

KH Sholeh Darat lahir di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara paa 1235 Hijriah. Atau 1820 Masehi. Kiai Sholeh Darat wafat pada 18 Desember 1903 di Kota Semarang Jawa Tengah.

Saat keil kecil dan remaja Kiai Sholeh Darat belajar ilmu agama – terutama Al Quran - pada ayahnya. Ilmu yang dipelajari, antara lain, nahwu, shorof, akidah, akhlak, hadits dan fiqih.

Kiai Sholeh Darat kemudian belajar ke ulama lain. Kiai Sholeh Darat bahkan belajar di Makkah. Di tanah suci itu Kiai Sholeh Darat belajar kepada para ulama-ulama besar. Antara lain Syaikh Muhammad al-Muqri al-Mishri al-Makki, Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasballah dan Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan (Mufti Madzab Syafi’iyah).

Berkat kecerdasan dan kealimannya yang luar biasa akhirnya Kiai Sholeh Darat tumbuh sebagai ulama. Kiai Sholeh Darat bahkan sempat mengajar di Makkah. Banyak santri yang belajar kepada Kiai Shaleh Darat. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia, termasuk dari Jawa dan Melayu. Antara lain Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan juga Raden Ajeng Kartini.

Yang spektakuler, para santri Kiai Sholeh Darat itu tumbuh menjadi ulama besar dan menjadi tokoh nasional. Hadratussyaikh, misalnya, selain dikenal sebagai pendiri Pesantren Tebuireng Jombang dan organisasi keagamaan terbesar, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) juga kondang sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. 

Bahkan Haratussyakh mengorganisir para kiai dan santri untuk melawan penjajah sehingga ia ditangkap dan dipenjara bahkan disiksa penjajah Jepang. 

Karena itu Hadratussyaikh kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Begitu Ahmad Dahlan. Populer sebagai pendiri Muhammadiyah. Kiai Ahmad Dahlan juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Tokoh perempuan Raden Ajeng Kartini kondang sebagai tokoh pejuang emansipasi. Ajeng Kartini juga telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Menurut M. Ngisom Al-Barony, Kiai Sholeh Darat banyak melahirkan karya keilmuan agama. Anatara lain, Majmu'ah Asy Syari'ah Al Kafiyah li Al Awam, Batha'if At Thaharah, serta kitab Faidhir Rahman.

Dikutip NU Online, Kitab Faidhir Rahman merupakan tafsir Alquran yang ditulis Kiai Sholeh menggunakan aksara Arab pegon. Aksara ini menggunakan huruf-huruf Arab, namun bahasa yang dipakai adalah Jawa. Kitab ini disusun Kiai Sholeh atas permintaan dari RA Kartini yang ingin memahami makna Al-Qur'an sehingga tidak hanya sekadar membacanya.

“Kiai Sholeh Darat adalah satu dari sekian banyak ulama yang berperan strategis melakukan kerja-kerja perdamaian. Perlawanan Mbah Sholeh terhadap kolonial tak menggunakan kontak fisik sebagaimana perjuangan pada umumnya. Beliau lebih memilih jalur pendidikan dan gerakan ideologis sebagai bentuk perlawanan, “ tulis M. Ngisom Al-Barony. 

Karena itu para guru besar dan kiai-kiai NU Semarang lalu tergerak untuk mengusulkan Kiai Sholeh Darat sebagai pahlawan.

"Santri-santri Kiai Sholeh Darat sudah ditetapkan sebagai pahlawan semua, karena itu kita mengusulkan Kiai Sholeh Darat sebagai pahlawan nasional," kata Prof Noor Ahmad.

menimpali. "Seharusnya yang memikirkan begini ini PBNU," kata

"Tapi sudahlah kita tak usah berharap," tukas kemudian yang disambut tawa para guru besar dan kiai NU dari Semarang itu. 

Acara itu kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin . (m. mas'ud adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO