 Tim relawan SMKN 1 turut membantu tim medis melayani kesehatan muktamirin. (yudi ep/BANGSAONLINE)
																							 Tim relawan SMKN 1 turut membantu tim medis melayani kesehatan muktamirin. (yudi ep/BANGSAONLINE)
																					JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Penyelenggaraan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 kali ini tidak lepas dari kerja bareng warga Jombang, Jawa Timur. Didapuk menjadi penyelenggara even pemilihan kepengurusan organisasi Islam terbesar di Indonesia, segenap elemen masyarakat “kota santri” terjun bareng dalam gawe akbar lima tahunan.
SMA Negeri 1 Jombang ini misalnya, sampai-sampai menerjunkan 100 staf pengajarnya menjadi relawan yang meladeni kebutuhan muktamirin yang datang dari berbagai daerah. Biar efektif ratusan guru dibagi jadi 3 shift. Kepala Sekolahnya pun, terpaksa harus bermalam di sekolah ini karena harus menjadi koordinator relawan setempat.
Aktivitas sekolah yang terletak persis berdiri di depan Alun-alun Jombang tidak lazimnya tempat belajar mengajar. Beberapa hari belakangan, aktivitas di sekolah ini tampak lain dari biasanya. Yang datang keluar masuk adalah personil TNI, Polri, jurnalis lengkap dengan mobil S Enginenya, tim medis lengkap dengan belasan ambulance, bahkan para rombongan warga berbaju koko dengan atribut muktamar.
“SMA Negeri 1 memfasilitasi muktamirin dari dalam negeri dan luar negeri. Sebanyak 834 muktamirin kita fasilitasi di sini,’’ terang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jombang, Sih Wihartini, Minggu (2/8).
Ibu Gembala yang akrab dipanggil Mama ini menuturkan, kelas-kelas di sekolahnya telah disulap menjadi komplek kerja perangkat Muktamar. Mulai dari tempat medis lengkap dengan fasilitas lab berikut ruang rapat dokter, pers center didukung layanan internet, dan 6 ruang rest area peserta muktamar, studio TV 9 dan catering. “Kita sangat mendukung pelaksanaan Muktamar ini,’’ akunya.
Yang menarik, untuk melayani keperluan tersebut pihaknya menerjunkan 100 orang tenaga pengajar yang ada. “Seluruh guru, kita libatkan menjadi relawan. Sebanyak 100 orang guru kita melayani peserta muktamar sampai penutupan tanggal 6 Agustus dibagi menjadi 3 shift,’’ katanya.
Guru-guru ini berbagi tugas dengan satuan kerja yang ada membagikan konsumsi atau menjadi operator apabila ada satker yang membutuhkan bantuan mendadak. Untuk mempercepat koordinasi, Mama harus rela bermalam di sekolah ini. Demi tugas mulia melayani sesama, Mama mengaku mengantongi ijin suami yang tak lain adalah seorang Pastur di Solo. “Suami sangat mendukung tugas ini,’’ imbuhnya.
Soal aktivitas belajar mengajar yang harus terhenti di hari pertama sampai kelima pembelajaran, secara diplomatis Mama mengatakan aktivitas berjalan normal. Menurut ia, sejak sebelum giat Muktamar tanggal 1 Agustus lalu, tiap guru membagi tugas belajar kepada siswa dan dikirim via email secara berkala.
“Selama lima hari Muktamar anak-anak mendapat tugas misal kliping dan browsing yang hasilnya dikirim via email kepada gurunya masing-masing. Dan itu tidak masalah karenakita menggunakan kurikulum 2013 yang seperti sistem perkuliahan,’’ pungkasnya.
Selain SMAN 1, sekolah yang ketiban sampur menjadi satker yakni SDN Jombatan 3 dan 4, SMPN 2, SMAN 1, SMKN 2. Sekolah-sekolah ini terletak di sekitaran Alun-alun yang berada di pusat kota. (yep)
 
                             
                                         
             
            
 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														










 
												