Wapres Kiai Ma'ruf Amin Ingatkan Etika dan Budaya Malu saat Sambutan Tahun Baru Imlek

Wapres Kiai Ma Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin. Foto: setwapres

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), mengingatkan masyarakat tentang budaya malu dan etika.

"Dalam ajaran Islam yang saya anut, Nabi Muhammad SAW bersabda, ’Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.’ Hal ini bermakna, rasa malu sebagai sebuah faktor yang dapat menjauhkan seseorang dari perbuatan tidak terpuji dan mendorongnya untuk berbuat kebajikan,” tegas Kiai Ma’ruf Amin ketika memberikan sambutan dalam acara Hari Raya Kongzili Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Menurut Kiai Ma’ruf Amin, rasa malu merupakan sifat fundamental untuk terwujudnya kebaikan, sekaligus untuk menciptakan jarak dari keburukan.

“Seseorang yang memiliki rasa malu akan takut melakukan tindakan yang tidak sesuai norma, nilai, dan etika. Dengan demikian, ia tidak akan melakukan perbuatan yang menyakiti sesamanya," katanya.

Kiai Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa Imlek bagi umat Konghucu dapat menjadi momentum refleksi dan perayaan syukur yang penting. Menurut Wapres Kiai Ma;ruf Amin, tema perayaan nasional Imlek 2575, yakni Malu bila Tidak Tahu Malu, Menjadikan Orang Tidak Menanggung Malu” sarat makna dan spirit memperbarui diri.

“Perayaan ini diwarnai dengan semangat memperbarui diri, sebagaimana tercermin dari tema yang diangkat, yakni malu bila tidak tahu malu, menjadikan orang tidak menanggung malu,” kata Kiai Ma’ruf Amin.

Kiai Ma;ruf Amin yang mantan Rais Aa, Syuriah PBNU itu menegaskan bahwa budaya malu merupakan nilai luhur yang dimiliki masyarakat secara turun-temurun. Namun, ia mengakui bahwa budaya malu dapat luntur seiring perkembangan zaman.

"Patut disadari bahwa budaya malu dapat luntur seiring dengan makin kuatnya desakan zaman yang mengaburkan standar-standar etika dan moral masyarakat,” ujar mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Kiai Ma'ruf Amin berharap semua pemuka agama, termasuk Konghucu, berperan penting menjaga budaya malu dalam masyarakat. Menurut dia, umat beragama terus memerlukan ajaran, nasihat, dan edukasi agar rasa malu individual dapat berkembang menjadi tata nilai komunal yang kokoh.

Kiai Ma’ruf juga mengajak semua pihak, termasuk Konghucu untuk menyukseskan agenda Pemilu 2024 mendatang. Kata Ma'ruf, dengan kematangan dan kedewasaan berdemokrasi, diharapkan Indonesia akan senantiasa dianugerahi pemimpin yang mampu menyatukan berbagai perbedaan demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO