JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Mantan Wakil Ketua Umum PBNU Dr KH As’ad Said Ali mengaku sangat prihatin terhadap situasi sosial politik belakangan ini. Menurut dia, pemerintah (Jokowi) sedang menghadapi tekanan, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Kalau pemerintah salah merespons, dikhawatirkan Indonesia akan terjerumus kedalam suatu 'krisis nasional' yang membahayakan,” kata Kiai As’ad Ali yang juga mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
BACA JUGA:
- Disebut Karena Menantu Presiden, Ini Respon Bobby Usai Terima Penghargaan Satyalancana
- Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur Penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha
- Bawaslu Kota Batu Beberkan Langkah Tangani Politik Uang di Pemilu 2024
- Khofifah Ajak Rajut Kembali Persaudaraan Pascaputusan MK soal Pilpres 2024
Keprihatian Kiai As’ad itu dicurahkan dalam bentuk tulisan berjudul Keprihatian Nasional.
Menurut dia, kini para civitas akademika atau perguruan tinggi mulai bergerak dari seluruh penjuru Indonesia semakin masif.
“Civitas akademika UGM yang merupakan almamater Presiden Joko Widodo justru yang memulai menyatakan sikap atas kebijakan pemerintah dan lebih khusus adanya sinyalemen pelanggaran konstitusi dan keberpihakan kepada salah satu calon presiden,” kata Kiai As’ad Ali yang kerabat dekat KH Ahmad Sahal Mahfud, Rais Aam Syuriah PBNU periode 1999-2014.
Menurut dia, dalam waktu singkat gerakan moral kampus itu berkembang ke berbagai universitas, seperti UII Yogya, Unhas Makasar, UI Jakarta, dan kemungkinan besar akan disusul oleh berbagai universitas di Jawa dan luar Jawa.
Bahkan dalam petisi guru besar UI tersebut menyerukan agar seluruh perguruan tinggi dan bangsa Indonesia merapatkan barisan.
Jauh hari sebelumnya memang sudah beredar informasi bahwa sekitar 800 perguruan tinggi se-Indonesia akan melakukan gerakan moral untuk menghentikan pelanggaran konstitusi dan perusakan demokrasi yang ditengarai dilakukan Presiden Jokowi.
“Suatu gerakan moral yang perlu disikapi secara hati-hati dan bijaksana agar sejarah kerusuhan Mei 1998 tidak terulang,” kata Kiai As’ad.