
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pemerintahan Desa (Pemdes) Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, menggelar tradisi turun-temurun "Rebo Wekasan", Senin (11/9/2023).
Kegiatan yang dimulai dari Balai Desa Suci ini diikuti pejabat Forkopimcam Manyar, Kepala Desa Suci, Ahmad Rizal, Sekretaris Desa (Sekdes) Suci Mohammad Miftach, anggota DPRD, dan tokoh masyarakat, serta ribuan warga.
BACA JUGA:
- Pasca Dibongkar, Peziarah dari Luar Daerah Istighotsah di Makam Syakh Mohammad Gresik
- Kader NU Jadi Cawapres, Nahdliyin Pulau Bawean Serentak Lakukan Konsolidasi
- Puluhan Tahun Diziarahi, Pusara Dibongkar Diyakini Makam Syekh Mohammad Nur Alamsyah
- Muspika Kecamatan Manyar Bongkar Makam Ilegal di Desa Suci
Ada dua tumpeng raksasa yang disiapkan desa untuk uri-uri budaya warga Suci dalam menyemarakkan Rebo Wekasan.
Tumpeng raksasa yang dipanggul para pesilat dari perguruan silat ini diarak keliling mulai dari Balai Desa Suci hingga Sendang Sono. Sendang ini merupakan peninggalan Kanjeng Sunan Giri. Air di sendang diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Mohammad Miftach menyatakan, Rebo Wekasan merupakan tradisi warga Desa Suci yang digelar setiap tahun sekali dalam bulan Safar.
"Rebo Wekasan juga dikenal dengan istilah tegal desa atau unjung-unjung (silaturahmi) kedua setelah Hari Raya Idul Fitri," ucap Miftach kepada BANGSAONLINE.com.
Ditegaskan Miftach, Rebo Wekasan merupakan momentum yang membahagiakan bagi warga Desa Suci untuk bisa berkumpul keluarga.
"Seperti Hari Raya Idul Fitri. Warga bisa bertandang ke sanak keluarga untuk bersilaturahmi. Berkumpul," tuturnya.
Dikatakan Miftach, dalam momentum Rebo Wekasan di Desa Suci, masyarakat dari berbagai daerah akan unjung-unjung ke rumah sanak keluarga, dan teman di Desa Suci.
Pemilik rumah menyiapkan hidangan khas Rebo Wekasan yakni Lontong Bumbu Ladan.
Simak berita selengkapnya ...