Survei Geothermal di Gunung Lemongan Lumajang Rusak Pohon

Survei Geothermal di Gunung Lemongan Lumajang Rusak Pohon Papan imbauan di Gunung Lemongan Lumajang. (foto: imron/BANGSAONLINE)

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Kegiatan survei kandungan panas bumi () di kawasan Gunung Lemongan yang dilakukan oleh PT. Hitay Rawas Energi merusak sejumlah pohon di kawasan konservasi Laskar Hijau yang masuk Desa Papringan, Kecamatan Klakah, Lumajang.

Kejadian ini diketahui oleh tiga orang relawan Laskar Hijau yang sedang melakukan patroli di sekitar posko Laskar Hijau, Jumat (26/06/2015) sekitar jam 15.00 wib.

Di lokasi kejadian ditemukan puluhan pohon Akasia, Petai dan Klirisidi yang ditanam relawan Laskar Hijau setahun yang lalu bertumbangan, bekas dilindas ban mobil.

Beberapa saksi mata yang ada di lokasi membenarkan bahwa pada sekitar jam 12.00 ada dua mobil double kabin yang masuk ke jalur pendakian yang memang bukan untuk jalur mobil. Mereka adalah orang-orang yang dalam beberapa waktu ini sering terlihat di sekitar Gunung Lemongan untuk memasang alat deteksi panas bumi.

Tak berapa lama, mereka turun lagi dan terlihat duduk sambil makan dan merokok di sekitar padepokannya mbah Citro. “Mereka ini gak tau aturan Mas, padahal di depan sudah ada papan larangan merusak pohon yang terpampang besar. Mereka seenaknya saja masuk ke kawasan ini tanpa nuwun sewu dan malah merusak!” kata Ilal Hakim, salah satu relawan yang sedang patroli dengan nada geram.

Kawasan hutan lindung yang ada di Desa Papringan ini sejak tahun 2008 menjadi sentral gerakan konservasi yang dimotori oleh Laskar Hijau. Di kawasan itu pula Laskar Hijau mendirikan posko yang berfungsi sebagai pusat kegiatan penghijauan dan pendidikan konservasi bagi masyarakat.

A’ak Abdullah Al-Kudus, koordinator Laskar Hijau yang datang melihat langsung ke lokasi kejadian sangat menyayangkan kejadian ini dan mengutuk keras tindakan perusakan pohon tersebut.

“Ini baru tahap survey saja sudah merusak, apalagi kalau mereka nantinya jadi eksploitasi di sini,” tegas A'ak, Minggu (28/6).

Bukan mustahil nantinya seperti yang terjadi di Pegunungan Dieng, di mana ratusan hektar hutannya musnah akibat proyek ini. "Atau seperti di Bedugul, Bali, yang menyebabkan 48 hektar hutannya rusak akibat pengeboran awal di 3 titik,” tambahnya. (ron/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO