PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Jumlah kematian orang akibat terjangkit HIV/AIDS di Kabupaten Probolinggo terus meningkat. Hal itu terungkap saat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, menggelar rapat koordinasi (rakor) di ruang Bentar, bekas Kantor Pemerintahan Kabupaten Probolinggo.
Dari data yang dirilis dalam pertemuan, tiap tahunnya penderita virus mematikan ini kian bertambah. Tak hanya itu, dalam tiga tahun terakhir angka kematian akibat virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) cukup mencengangkan.
Semisal, pada tahun 2012 ada sekitar 161 penderita, dengan 50 orang meninggal. Angka yang cukup fantastis di tahun 2013, dari 237 penderita, sebanyak 80 orang telah meninggal.
Selain itu, diperoleh data cukup mengejutkan, penderita HIV/AIDS 56,7 persen merupakan laki-laki, sedangkan sisanya 43,2 persen adalah perempuan.
Walau di tahun 2014 angka kematian akibat HIV/AIDS menurun, yakni dari 240 orang hanya 48 orang meninggal, bukan berarti pemerintah Kabupaten Probolinggo terbilang mampu mengurangi penyebaran virus. Hingga April tahun 2015 ini, sudah tercatat 75 penderita yang berarti jika dihitung rata–rata tiap bulannya ada 18 orang yang terjangkit.
Beberapa daerah di Kabupaten Probolinggo yang paling banyak penderita HIV AIDS yakni di Kecamatan Paiton, Kraksaan, Besuki, Dringu dan Krucil.
Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Probolinggo, Ismail Pandji menuturkan, jka dirinya dan Pemerintah terus menekan perkembangan virus. “Sudah banyak korban yang meninggal akibat virus HIV/AIDS, sebab virus tersebut terbilang ganas,” ujarnya.
Meningkatnya angka kematian akibat virus ini besar kemungkinan karena penderita terlambat menyadari jika telah terinfeksi, oleh karenanya Ismail Pandji juga menyarankan jika tidak ada salahnya masyarakat melakukan pemeriksaaan darah sebagai upaya untuk pendeteksian dini penyebaran virus tersebut.
Lebih lanjut, pihaknya juga terus melakukan upaya pencegahan dengan melakukan upaya sosialisasi akan bahaya penyakit tersebut, kepada sekolah-sekolah SMP dan SMA di wilayah Kabupaten Probolinggo. “Karena penyakit tersebut sekarang banyak menular lewat terlalu seringnya gonta-ganti pasangan. Bukan lagi dari jarum suntik,” pungkas Ismail Panji.
Wakil Bupati Probolinggo Timbul Prihandjoko meminta kepada Dinas Kesehatan dan SKPD terkait untuk serius dalam menangani, terutama pada penderita baru. “Jangan hanya penderita lama saja, tapi penderita baru yang teridentifikasi juga harus diperhatikan," ujarnya. (ndi/ros)











