GRESIK, BANGSAONLINE.com - Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Fajar Trilaksana (FT), Andi Fajar Yulianto, berharap Polri tidak anti kritik menyambut HUT Bhayangkara ke-77, Sabtu (1/7/2023).
Fajar lalu menyinggung kondisi Polri yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik. Khususnya setelah mencuat kasus pembunuhan oleh Irjen Sambo dan kasus sabu-sabu Irjen Teddy Minahasa.
BACA JUGA:
- Terima Pendaftaran Alif sebagai Bacabup, PPP Gresik: Mudah-mudahan dapat Rekom
- Digelar Tanpa Penonton, Ratusan Personel TNI-Polri Siaga di Laga Madura United Vs Arema
- Anggota Polres Sumenep Dipecat dengan Tidak Hormat Akibat Selingkuh dan Terlantarkan Keluarga
- Diduga Mabuk Miras, Sopir Dump Truk Tabrak Lansia Hingga Gegar Otak
Menurutnya, kasus-kasus tersebut bertolak belakang dengan Jenderal Hoegeng, yanag dinobatkan publik sebagai polisi paling jujur dan teladan. Hoegeng menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak 1968 hingga 1971.
"Hoegeng dengan berpegang motto dinasnya menyelesaikan tugas dengan kejujuran. Ia berprinsip, masih bisa makan nasi dengan garam," ungkap Fajar.
Ia berharap, figur-figur polisi saat ini bisa meniru Hoegeng, yang konsisten dalam menjalankan tugasnya. Yakni dari tidak mau keluarganya membuka usaha apapun, karena takut benturan kepentingan, sampai penertiban institusinya dengan anti suapnya.
"Bahkan Hoegeng menegaskan jadi polisi jangan sampai mau dibeli," ungkapnya.
Karena itu, ia menyayangkan Irjen Ferdy Sambo, Mantan Kadiv Propam yang seharusnya menjadi penegak marwah etik personal kepolisian, malah melakukan pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Bahkan, ia telah divonis hukuman mati.
"Maka seketika itu, nama baik kepolisian terjun bebas menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada Polri sebagai pengayom ketertiban dan keamanan bagi masyarakat," terang Sekretaris DPC Peradi Gresik ini.