Kemenlu Beri Pembekalan Investasi Hilirisasi Bagi para Calon Duta Besar di Smelter Freeport

Kemenlu Beri Pembekalan Investasi Hilirisasi Bagi para Calon Duta Besar di Smelter Freeport Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi (kanan) menjelaskan progres pembangunan Smelter PTFI kepada Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab (tengah). Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sejumlah calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh bersama para calon konsul jenderal Republik Indonesia mendapat pembekalan dari (Kemenlu) RI.

Pembekalan itu diberikan saat mereka melakukan kunjungan ke proyek pembangunan smelter kedua milik () di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Rabu (24/5/2023) kemarin.

Peran penting investasi menjadi topik utama pembekalan terhadap para perwakilan tersebut. Sebab, investasi merupakan penunjang hilirisasi dan menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia di tahun 2023.

Muhsin Syihab, Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga (Kemenlu), menekankan bahwa para wakil Indonesia sebagai duta investasi mempunyai peran penting untuk menjalankan diplomasi ekonomi di panggung dunia.

"Kami mengantar para calon-calon duta besar yang akan segera ditugaskan ke negara-negara setempat, dan calon konsul jenderal yang akan ditugaskan ke negara-negara sahabat, karena kami memandang pentingnya diplomasi ekonomi termasuk juga investasi asing," ujarnya.

"Ini sangat inline dengan kebijakan pimpinan nasional. Khususnya, akhir-akhir ini Presiden Republik Indonesia di berbagai forum menjelaskan secara tegas kepada mitra-mitra beliau tentang perlunya hilirisasi," katanya.

Ia lalu mencontohkan proyek smelter yang merupakan bagian penting upaya dari menerjemahkan kebijakan dari pimpinan nasional.

Muhsin Syihab mengungkapkan, bahwa proses pembangunan smelter melibatkan banyak anak-anak bangsa, perusahaan-perusahaan BUMN. Hal ini membuktikan komitmen tentang pentingnya kemandirian Indonesia secara ekonomi.

Terbukti, pada tahun 2022 Indonesia sukses meraih investasi industri hilir untuk komoditas pertambangan hingga Rp171,2 triliun atau sekitar 14 persen dari total investasi sebesar Rp1.207 triliun.

Menurutnya, raihan itu tak lepas dari keseriusan berkontribusi bagi Indonesia melalui investasi pembangunan smelter single line terbesar di dunia. Yaitu Rp25 triliun hingga akhir tahun 2022 dari total rencana investasi sebesar USD 3 miliar atau setara dengan Rp45 triliun.

"Hilirisasi hasil tambang akan terus berkembang dan investasi di sektor ini terbukti telah memberikan manfaat yang signifikan bagi pelaku bisnis dan bangsa Indonesia. Melalui dukungan terhadap kebijakan hilirisasi nasional seperti pembangunan , optimis bahwa Indonesia mampu mendorong investasi di industri hilir yang kompetitif di tingkat global," sambung Wakil Presiden Direktur Jenpino Ngabdi.

Ia menjelaskan, pembangunan smelter kedua ini telah selesai 66,84 persen hingga akhir April 2023. Progres tersebut lebih cepat dari target yang sudah disepakati Pemerintah Indonesia.

Pembangunan konstruksi fisik smelter sendiri ditarget selesai pada Desember 2023. Sehingga pada Mei 2024, pabrik pengolahan konsentrat tembaga itu sudah bisa mulai beroperasi.

"Pada tahap operasi penuh, smelter kedua milik ini akan mampu mengolah 1,7 juta dry metric ton konsentrat tembaga menjadi sekitar 600.000 ton katoda tembaga per tahun," tutupnya. (hud/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO