Panen Padi di Situbondo, Gubernur Khofifah: Bibit Unggul dengan Hasil Panen 2 Kali Lipat

Panen Padi di Situbondo, Gubernur Khofifah: Bibit Unggul dengan Hasil Panen 2 Kali Lipat Gubernur Khofifah saat melakukan panen perdana padi varietas BK 01 dan 02 di Situbondo.

Gubernur mengatakan bahwa adanya bibit padi BK 01 dan 02, juga membantu petani lainnya. Terlebih padi jenis ini juga memiliki ketahanan pada hama. Sehingga diyakini akan semakin meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil panen petani.

Sebab, lanjut Khofifah, di Jawa Timur masih ditemukan ada sebagian besar petani membeli bibit di internet. Alhasil ketika ditanam ternyata bibit yang dibeli tidak cocok ketika ditanam di daerahnya.

Oleh karena itu, ketika ditemukan bibit dengan keunggulan di atas, maka hal ini akan menjadi good news bagi seluruh petani dan Gapoktan yang ada di maupun daerah lain hanya di Jawa Timur.

"Harapan kita tentu BK 01 dan BK 02 tidak hanya untuk tapi juga untuk daerah-daerah lain karena pada musim panen yang baru saja panen raya di bulan maret dan April ada daerah-daerah yang ternyata panennya tidak seperti yang diharapkan," tegasnya.

Ia menyampaikan, Jawa Timur bersyukur pada 3 tahun terakhir dalam kurun tahun 2020, 2021 dan 2022 produksi padi dan beras Jawa Timur tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Untuk itu saat ini pihaknya tengah berupaya untuk terus meningkatkan produktivitas padi Jatim.

Selain dengan mengembangkan varietas unggul, gubernur juga menyebutkan upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan produksi petani dengan menggunakan teknik mekanisasi.

Di mana padi tidak dipanen secara manual, melainkan ketika dipanen menggunakan combine harvester bisa mengurangi potensi loss 9 sampai 11 persen. Kemudian pasca panennya ada processing yang menggunakan Alat Mesin Pertanian (alsintan) modern baik Dryer maupun.Rice Milling Unit.

"Kebutuhan-kebutuhan alsintan yang secara kebijakan sesungguhnya sangat dimungkinkan bisa diputuskan untuk memberikan penguatan kepada petani dan Gapoktan dengan pinjaman dengan grace period," ungkapnya.

Kemudian, proses pengeringan padi bisa dilakukan dengan baik menggunakan vertikal dryer maupun bed dryer kemudian di processing melalui Rice Milling Unit (RMU) sehingga yang sebelumnya medium menjadi premium. 

Perubahan medium ke premium, kata Khofifah, karena kandungan airnya bisa berkurang sehingga proses pengolahan berikutnya berasnya bisa utuh kemudian warnanya putih dan seterusnya. Pada akhirnya nilai tambahnya bisa meningkat.

"Jadi beberapa hal yang bisa memberikan nilai tambah petani sesungguhnya secara teknologi sudah dimungkinkan," tuturnya.

Skemanya, pada periode tertentu petani tidak perlu mencicil terlebih dulu. Melalui grace period dirinya menyampaikan paling tidak 2 tahun ketika petani sudah memiliki alsintan, RMU, vertical dryer dan combine vester, maka selama 2 tahun mereka sudah memiliki sumber income. Kemudian di tahun selanjutnya, mereka mulai mencicil.

"Itu sudah menambah nilai keuntungan bagi petani. Kalau itu dapat 2 tahun tanpa cicilan memakai sistem grace period rasanya ini kebijakan yang akan bisa dirasakan petani dan Gapoktan secara langsung. Mudah-mudahan ini bisa segera terpenuhi," urainya. (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Pikap Pengangkut Cabe Terguling di Jalur Pantura Situbondo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO